Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Fakta-fakta PepsiCo Hadir Kembali di Indonesia, Mau Bangun Pabrik Rp 3,04 Triliun di Cikarang

PepsiCo Indonesia resmi berinvestasi di Tanah Air sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 triliun. Ini deretan fakta terkait pembangunan pabriknya.

1 September 2023 | 15.47 WIB

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kemeja putih) meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik PepsiCo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). (ANTARA/Ade Irma Junida)
Perbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kemeja putih) meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik PepsiCo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). (ANTARA/Ade Irma Junida)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT PepsiCo Indonesia Food and Beverages atau PepsiCo Indonesia resmi berinvestasi di Tanah Air sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 triliun. Hal ini diwujudkan dengan membangun pabrik manufaktur makanan ringan pertamanya di Cikarang, Jawa Barat. PepsiCo selama ini dikenal sebagai produsen makanan ringan untuk merek Cheetos, Doritos, dan Lays.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

CEO Asia Business Unit PepsiCo, Parinya Kitjatanapan, menyatakan fasilitas manufaktur itu dibangun agar bisa menggarap pasar di Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar dan terpesat di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebanyak 48 persen dari populasi pasar Asia ada di sini, jadi kami tidak bisa melewatkan peluang ini,” kata pria yang akrab disapa Eric tersebut dalam peletakan batu pertama di Cikarang, Rabu, 31 Agustus 2023.

Selain itu, kata Eric, perusahaan asal AS itu membangun pabrik di Indonesia juga karena iklim investasi baik yang berhasil diciptakan pemerintah, sehingga akhirnya PepsiCo kembali ke Indonesia. Lantas, apa saja fakta-fakta investasi yang akan dilakukan PepsiCo di Indonesia? Simak rangkuman informasinya berikut ini.


Bangun Pabrik Seluas 6 Hektare

PepsiCo akan membangun pabrik di atas lahan seluas 6 hektare di Cikarang. Pabrik itu akan memproduksi sejumlah produk makanan ringan. Proses produksi diharapkan sudah bisa dimulai pada awal 2025 mendatang. Sedangkan soal merek makanan ringan apa saja yang akan diproduksi di Tanah Air, PepsiCo masih enggan menyebutkannya.

Adapun CEO PepsiCo Indonesia Asif Mobin menyebut pabrik tersebut akan fokus untuk memproduksi makanan ringan untuk memenuhi pasar domestik. Meski berfokus menggarap pasar domestik, PepsiCo juga menargetkan bisa mengekspor produksi pabrik Cikarang ke negara-negara yang memiliki preferensi halal.

"Ini baru awalan, kami baru pertama kali investasi langsung di Indonesia, ke depan akan ada produk lainnya," tutur Asif.

Nantinya, dalam operasinya, pabrik PepsiCo akan menerapkan prinsip berkelanjutan dengan menggunakan 100 persen sumber listrik terbarukan. Perusahaan juga akan menerapkan 100 persen pemanfaatan air daur ulang serta mengadopsi pendekatan net water positive dari hari pertama beroperasi, guna mendukung inisiatif ESG di tingkat regional.

PepsiCo juga berkomitmen mendukung upaya hilirisasi industri dengan menyerap tenaga lokal, memanfaatkan bahan baku lokal hingga memberdayakan petani untuk praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Selanjutnya: Investasi PepsiCo melibatkan...

Investasi PepsiCo Libatkan Pengusaha Lokal

Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyambut baik langkah PepsiCo untuk membangun fasilitas manufakturnya di Tanah Air. Apalagi dengan populasi Indonesia terbesar di Asia Tenggara, kelas menengah yang tumbuh pesat dan masuk dalam jajaran 15 ekonomi terbesar dunia, Bahlil menyebut langkah PepsiCo tersebut sangat tepat.

“Alangkah ruginya kemudian kalau teman-teman yang melakukan proses industri, tidak membangun manufakturnya di Indonesia,” kata Bahlil dalam peletakan batu pertama di pabrik PepsiCo di Cikarang, Rabu, 31 Agustus 2023.

Selain itu, Bahlil juga meminta PepsiCo Indonesia agar mengikut sertakan pengusaha lokal dan pelaku UMKM dalam transfer pengetahuan dan teknologi. “Saya hanya menitipkan satu hal saja, tolong libatkan pengusaha-pengusaha lokal, UMKM untuk menjadi rantai pasuk dan logistik karena bagi kami bukan hanya besar investasi itu masuk, tetapi berapa besar investasi itu terjadi bagi rakyat Indonesia,” ucap Bahlil.


PepsiCo Sempat Hengkang dari Indonesia 

Adapun PepsiCo beberapa tahun sebelumnya pernah mengumumkan keputusannya untuk hengkang dari Indonesia. Juru bicara PepsiCo menyebutkan telah mengakhiri kontrak kerja sama produksi dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) di Indonesia. Kedua perusahaan sepakat menghentikan proses produksi per 10 Oktober 2019.

“AIBM tidak akan lagi memproduksi, menjual, atau mendistribusikan minuman untuk PepsiCo di Indonesia. AIBM dan PepsiCo telah memberi tahu pelanggan dan karyawan kami tentang kebijakan ini,” ujar PepsiCo dalam surat elektroniknya, Rabu, 2 Oktober 2019.

Selama ini, proses produksi, distribusi, dan penjualan merek minuman miliki PepsiCo di Indonesia dikuasai oleh AIBM, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP). Pada awalnya, AIBM merupakan perusahaan patungan antara ICBP dan Asahi Group Holdings Ltd, sebelum Asahi memutuskan melepas kepemilikannya.

Pengumuman kebijakan penghentian kontrak kerja sama antara PepsiCo dan AIBM menjawab dugaan publik sebelumnya. Produk-produk PepsiCo mulai lenyap dari pasar Indonesia selama beberapa bulan pada medio akhir 2019 tersebut.

PepsiCo merupakan perusahaan global produsen berbagai makanan dan minuman yang telah hadir di lebih dari 200 negara. Sejak tahun 2019, BKPM mencatat bahwa PepsiCo telah berpartisipasi dalam pengembangan komunitas petani Indonesia, antara lain di Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh serta Kabupaten Siak, Pelalawan, dan Bengkalis di Provinsi Riau. 

Teranyar, PepsiCo memutuskan berinvestasi dengan membangun pabrik pertamanya di Tanah Air. Pabrik itu akan beroperasi dengan menerapkan prinsip keberlanjutan lingkungan dan akan menggunakan sumber listrik terbarukan. Pabrik yang akan dibangun di atas lahan seluas 60.000 meter persegi ini nantinya akan memproduksi sejumlah produk makanan ringan pada dua tahun mendatang.

 

RADEN PUTRI | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus