Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo) menargetkan penjualan sebanyak 900 ribu unit tahun ini. Meski angkanya tak terpaut jauh dari capaian tahun lalu, Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan realisasinya tak akan mudah. “Bisa tercapai dengan catatan ada insentif dari pemerintah,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 3 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sulitnya mencapai target tersebut terlihat dari realisasi penjualan kendaraan di awal tahun ini. Gaikindo mencatat realisasi penjualan di bulan Januari hanya di kisaran 61 ribu unit. Sementara, menurut Kukuh, normalnya penjualan kendaraan bulanan berkisar antara 70-80 ribu unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kukuh menyatakan, kebijakan opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) menjadi salah satu tantangan penjualan tahun ini. Pungutan tambahan yang berlaku mulai 5 Januari 2025 ini berisiko mengurangi minat masyarakat untuk belanja kendaraan. Kukuh mencontohkan, kenaikan 1 persen BBNKB berpotensi mengurangi volume penjualan kendaraan hingga 10 persen. "Kalau ada kenaikan sekitar 2 persen, mungkin turun sekitar 11-12 persen," katanya.
Tapi ,ia menilai, masih ada harapan. Sejumlah pemerintah daerah tengah mempersiapkan insentif agar tarif pajak kendaraan bermotor tak naik drastis. “Mereka katanya masih akan mengevaluasi dalam waktu 3 atau 6 bulan,” ujar Kukuh.
Selain itu, pemerintah menawarkan program diskon tarif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk mobil listrik dan hibrida. Insentif ini berlaku sejak awal tahun 2025 sampai Juni 2025. Khusus untuk mobil listrik, pemerintah menyatakan menanggung seluruh pajak yang dibebankan ke konsumen yang saat ini sebesar 15 persen. Sementara diskon untuk mobil hibrida sebesar 3 persen.
Gaikindo sempat menargetkan penjualan mobil hingga 1,1 juta unit tahun lalu. Namun melihat permintaan yang anjlok hingga kuartal III 2024, target itu direvisi menjadi 850 ribu unit.
Realisasinya di akhir 2024 tak terpaut jauh dari target baru. Gaikindo mencatat total penjualan mobil secara wholesale sebanyak 865.723 unit atau turun 13,9 persen dari periode sama 2023 yang mencapai 1.005.802 unit. Untuk penjualan ritel, terjadi penurunan penjualan sebesar 10,9 persen secara tahunan dari 998.059 unit menjadi 889.680 unit.
Kukuh menyatakan penjualan tahun lalu turun akibat beragam faktor. Salah satunya kenaikan tingkat suku bunga di kuartal III 2023 hingga peningkatan kredit macet yang berujung pada pengetatan pemberian kredit oleh lembaga keuangan. Padahal sekitar 80 persen pembelian mobil mengandalkan kredit. Selain itu, ada pemilihan umum yang membuat masyarakat menahan belanja. Faktor lainnya adalah pelemahan daya beli di masyarakat.
Pilihan Editor: Indonesia Alami Deflasi pada Februari 2025, Diskon Tarif Listrik Kembali Jadi Penyebab Utama