Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Garuda Evaluasi Kontrak Sewa Pesawat Bombardier

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah mengevaluasi kontrak sewa 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 dari total 18 pesawat yang ada.

10 Februari 2021 | 05.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi perawatan pesawat Garuda Indonesia jenis bombardier di Hanggar 4 GMF, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, 2 April 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah mengevaluasi kontrak sewa 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 dari total 18 pesawat yang ada. Keputusan pengembalian pesawat atau early termination ditandai dengan pemberhentian operasi 12 armada Bombardier sejak 1 Februari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf masih enggan menggamblangkan rencana perusahaan. Namun ia mengatakan keputusan atas kebijakan evaluasi sewa pesawat akan disampaikan secara resmi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dalam waktu dekat tentang hal ini akan ada keterangan dari Menteri BUMN,” tutur Triawan kepada Tempo, Selasa, 9 Februari 2021.

Garuda melakukan pengadaan pesawat Bombardier CRJ 1000 sejak 2012 hingga 2015 secara bertahap. Pesawat ini melayani rute pendek di Indonesia Timur pada awal pengoperasiannya. Pada 2013, perusahaan membuka rute baru yang melayani penerbangan dengan Bombardier untuk rute Makassar-Lombok, Surabaya-Semarang, dan Tarakan-Balikpapan.

Berdasarkan berkas informasi yang diperoleh Tempo, Garuda berencana menyetop 12 pesawat Bombardier karena alasan beban keuangan dan mencegah kerugian yang lebih besar. Manajemen pun kini tengah memperbaiki struktur keuangan perusahaan.

Rencana itu pernah disinggung  Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pertengahan tahun lalu. Ia mengatakan akan mengembalikan Bombardier dan ATR 72-600 ke lessor. “Permintaan dari komisaris dan pemegang saham untuk segera mungkin mengembalikannya,” kata Irfan dalam rapat bersama DPR.

Irfan menyebut ada dua jenis pesawat yang saat ini tak cocok dengan karakteristik penumpang Indonesia, yaitu lantaran bagasinya kecil. Padahal, penumpang Indonesia cenderung memiliki karakter membawa barang dalam jumlah banyak. Di samping itu, tarif parkir dan perawatan Bombardier mencapai US$ 50 juta.

Pada awal pandemi, Garuda sejatinya telah menyetop seluruh armada Bombardiernya. Namun setelah penumpang mulai mengalami peningkatan khususnya menjelang akhir tahun, perusahaan kembali menerbangkan beberapa unit Bombardier untuk melayani Makassar-Manokwari-Sorong dan Tarakan-Makassar.

Adapun menurut kerja samanya, 18 armada Bombardier CRJ 1000 kini disewa dengan dua skema yang berbeda. Sebanyak 12 armada disewa menggunakan skema operating lease dari lessor Nordic Aviation Capital dengan masa sewa hingga 2027. Sedangkan enam armada lainnya menggunakan skema financial lease dengan penyedia financial lease Export Development Canada. Masa sewa pesawat milik Garuda itu sampai 2024.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS | KORAN TEMPO

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus