Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Garuda Indonesia Tutup Rute Penerbangan ke Perth dan Melbourne

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia hanya menyisakan satu rute penerbagan ke Australia yaitu ke Sydney.

22 Juni 2021 | 06.35 WIB

Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat dipamerkan di akun media sosial maskapai plat merah tersebut. Instagram
Perbesar
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat dipamerkan di akun media sosial maskapai plat merah tersebut. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) akan menutup rute penerbangan internasional dari dan menuju ke Perth dan Melbourne. Penutupan rute dilakukan mulai bulan depan setelah mengkaji bahwa kedua rute tersebut tak menguntungkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membenarkan bahwa saat ini memang ada sejumlah rute internasional yang bakal dihentikan karena merugi. Namun ada pula rute yang masih dipertahankan karena memiliki potensi ke depannya.

Irfan menjelaskan dengan kondisi saat ini, di mana mayoritas negara menutup pintu perbatasannya, Garuda pun terbang ke rute internasional dengan prioritas penerbangan kargo. Maskapai pelat merah tersebut banyak mengisi pesawatnya dengan kargo dan sebaliknya mengangkut penumpang dengan kapasitas terbatas dan khususnya melayani repatriasi baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang harus kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ke depan kami lihat yang mungkin tidak untung karena kondisi dan tidak mungkin kami naikkan kargo, kami hentikan (penerbangan). Seperti Melbourne, Perth mulai bulan depan kami hentikan. Osaka sudah kami hentikan. Satu penerbangan ke benua Australia yang masih kami pertahankan yakni Sydney,” ujarnya, Senin, 21 Juni 2021.

Dia menjelaskan rute ke Sydney tetap dibuka kendati frekuensinya dikurangi hanya menjadi seminggu sekali untuk menjaga setidaknya ada konektivitas. Saat ini, ujar Irfan, negeri Kangguru telah mengetatkan pergerakan masyarakat untuk masuk ke negaranya.

Bahkan Irfan menyebutkan sebelumnya Australia hanya memperbolehkan maksimum sebanyak 50 orang untuk masuk ke negara tersebut. Sebaliknya, untuk penerbangan keluar dari Australia tidak ada pengetatan.

“Jadi kemarin banyak WNI, penerbangan 100 penumpang kembali ke Indonesia. Karena semakin mengetat, yang kami buka Sydney saja seminggu sekali. Penting ada konektivitas,” ujarnya.

Sebelumnya Irfan memang tak membantah menutup sementara rute penerbangan ke Melbourne, Australia. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan frekuensi penerbangan yang terbatas akibat adanya pembatasan perjalanan selama pandemi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus