Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

GoTo IPO saat Keuangan Merugi, Analis: Jangka Pendek Tak Seperti Bukalapak

Analis MNC Sekuritas, Tirta Widi Gilang Citradi, melihat langkah IPO GoTo di tengah keuangan merugi tidak akan seperti kasus Bukalapak.

18 Maret 2022 | 13.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengemudi daring Gojek membawa kemasan paket dari Tokopedia di Titipaja Warehouse, Jakarta, Jumat, 28 Mei 2021. Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan kolaborasi bisnis yang dilakukan oleh dua startup raksasa Gojek dan Tokopedia, melalui pembentukan GoTo diharapkan mampu menciptakan integrasi layanan yang semakin efisien dan mempercepat penguatan bisnis di sektor UMKM. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Analis MNC Sekuritas, Tirta Widi Gilang Citradi, melihat langkah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. atau GoTo melakukan initial public offering (IPO) di tengah laporan keuangan yang merugi tidak akan membuat harga saham langsung anjlok. Ia menyebut GoTo telah menunjuk agen stabilisasi untuk mengantisipasi auto rejection bawah (ARB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi untuk jangka pendek saya melihat kasus seperti BUKA (Bukalapak) tidak akan terjadi di GoTo. Lagipula GoTo juga punya kepentingan melantai di bursa luar,” ujar Tirta saat dihubungi pada Jumat, 18 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prospektus GoTo menunjukkan pada Juli 2021, entitas gabungan Gojek dan Tokopedia itu masih membukukan kerugian Rp 8,1 triliun. Kerugian ini lebih kecil dari posisi pada akhir 2020.

Per 31 Desember 2020, perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp 16,6 triliun. Sedangkan pada 2019, kerugian itu mencapai Rp 24 triliun dan pada 2018 Rp 12,1 triliun.

Di sisi lain, laporan posisi keuangan konsolidasian perusahaan menunjukkan total aset entitas per 31 Juli 2021 adalah sebesar Rp 148,2 triliun. Sedangkan total liabilitas per periode yang sama sebesar Rp 17,6 triliun.

Tirta berujar kerugian yang dialami GoTo terjadi karena model bisnisnya tidak memungkinkan perusahaan melakukan strategi membalikkan penurunan profitabilitas atau turnaround strategy dalam waktu singkat. Untuk bisa mendorong profitabilitas, GoTo harus brfokus melakukan monetisasi ekosistem.

“Sehingga dari GTV atau GMV (gross merchandise value/gross transaction value) bisa tercermin ke revenue. Selain itu, aspek efisiensi juga penting karena SGA (beban administrasi, umum, dan penjualan) masih bengkak,” ucap Tirta.

GoTo akan melepas 52 miliar lembar saham saat IPO. Jumlah tersebut setara dengan 4,35 persen saham yang disetor dan ditempatkan penuh. Harga saham IPO GoTo ditetapkan sebesar Rp 316-Rp 346. Dengan demikian, perusahaan bakal mendapatkan suntikan modal Rp 17,99 triliun dan sekurang-kurangnya Rp 16,43 triliun.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus