Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Gubernur BI Sebut 3 Kata Ini yang Bikin Ekonomi Indonesia Tetap Bisa Tumbuh di 2023

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap alasan mengapa ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh pada 2023 meski di tengah ketidakpastian global.

30 Januari 2023 | 16.44 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan tentang Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Hotel Sunan Solo, Sabtu, 3 September 2022. (TEMPO| SEPTHIA RYANTHIE)
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan tentang Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Hotel Sunan Solo, Sabtu, 3 September 2022. (TEMPO| SEPTHIA RYANTHIE)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap alasan mengapa dia optimistis ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh pada 2023, meski di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurut dia, Indonesia memiliki tiga kata, yakni konsisten, inovasi, dan sinergi atau yang disebutnya KIS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“KIS, itulah semangat yang kami bawa di BI. Dan kami terus tidak henti-hentinya mengajak mari konsisten, mari inovatif, mari sinergi,” ujar dia dalam paparan Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia yang digelar virtual pada Senin, 30 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perry menjelaskan soal konsistensi, semuanya sudah diberikan tugas masing-masing. Untuk kebijakan moneter, bank sentral sudah diberikan tugas untuk menjaga stabilitas nilai rupiah, makroprudensial, dan mencapai stabilitas sistem pembayaran untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut dia, BI terus melakukan, kebijakan tersebut secara konsisten dengan kaidah pemikiran, teori, dan pengalaman selama ini yang pro dengan pertumbuhan. “Kami bangga, Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati), pemerintah konsisten dalam kebijakan fiskal yang prudent,” kata Perry.

Selain itu, dia juga mengaku bangga dengan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK dan Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS yang secara konsisten melakukan pengawasan midkroprudensial. Perry pun meyakini, para bankir pun ikut konsisten sesuan tugas dan tujuannya masing-masing.

Kedua, Perry melanjutkan, inovasi. Kehidupan ke depan akan memiliki tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari pandemi Covid-19 hingga gejolak ekonomi global, bisa diatasi dengan kebijakan melalui terobosan inovasi.

Perry mencontohkan, jika kondisi normal, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan dibiarkan dan mengikuti mekanisme pasar. Namun, jika ada gejolak yang datang, BI tidak akan ragu melakukan intervensi dengan kebijakan inovasi.

“Inovasi terobosan kebijakan yang baku konsisten kami lakukan. Kondisi lapangan yang tidak bisa diatasi dengan kebijakan baku, kami lakukan terobosan,” ucap Perry.

Selanjutnya, yang ketiga adalah sinergi. Karena, Perry menilai, masalah yang ada di depan tidak mungkin bisa dihadapi sendiri sehingga sinergi diperlukan. Semakin memperkuat sinergi hasilnya semakin lebih optimal. Selain itu tugas-tugas yang dikerjakan akan lebih efektif.

“Itulah semangat kami untuk selalu mengutamakan koordinasi antara fiskal dan moneter. Masing-masing konsisten, masing-masing independen, masing-masing melakukan terobosan tapi bersama akan lebih efektif mencapai tujuan,” tutur dia.

Dia mengatakan bahwa ekonomi global tahun 2023 masih belum bersahabat. Namun, kata dia, meskipun kondisi masih bergejolak, dia yakin bahwa perekonomian Indonesia tetap tumbuh.

“Dengan keyakinan, mari kita optimistis. BI memperkirakan di tahun 2023 ini pertumbuhan 4,5-5,3 persen. Kemungkinan sekitar 4,9 persen, bisa saja jika konsumsi cepat, mengarah ke 5 persen,” kata Perry.

Untuk inflasi, Perry memperkirakan 5,5 persen. Bahkan dia menargetkan inflasi inti dan inflasi indeks harga konsumen setelah dampak kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM—pada September 2022—di bawah 4 persen pada semester pertama tahun 2023. “Bandingkan dengan dunia yang masih high implicit.”

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus