Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Hadapi El Nino, Gabungan Pengusaha Sawit Melakukan Modifikasi Cuaca di Kalimantan Tengah

Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC merupakan program pemerintah dalam memitigasi resiko panas ekstrem akibat El Nino.

29 Agustus 2023 | 06.17 WIB

Hadapi El Nino, Gabungan Pengusaha Sawit Melakukan Modifikasi Cuaca di Kalimantan Tengah
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan modifikasi cuaca untuk menghadapi cuaca ekstrem El Nino. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan di kawasan Kalimantan Tengah. Khususnya di lahan semak belukar, area gambut, dan lahan terlantar yang memiliki risiko besar kebakaran hutan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami tidak ingin kejadian kebakaran lahan terulang lagi. Maka sebelum itu terjadi, kami aktif melakukan upaya-upaya pencegahan,” ujar Ketua Bidang Lingkungan dan ISPO Gapki Kalimantan Tengah Sutto Suwahyo dalam keterangannya, Senin, 28 Agustus 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

TMC merupakan program pemerintah dalam memitigasi resiko panas ekstrem akibat El Nino. Sutto mengatakan Gapki Kalimantan Tengah telah melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap seluruh wilayahnya setiap hari. Dari hasil evaluasi tersebut akan diputuskan daerah mana yang rawan dan menjadi prioritas pelaksanaan TMC. 

Selain itu, Gapki menyatakan telah menyiapkan sarana dan prasarana di seluruh perusahaan anggotanya. Gapki juga mengaku telah mengedukasi masyarakat dan petani kelapa sawit sekitar. 

TMC dilakukan selama enam hari, yakni mulai 25- 30 Agustus 2023. Sasarannya, kata Sutto, seluruh area Kalimantan Tengah yang memiliki tingkat kelembapan paling rendah atau sangat kering. 

Adapun berdasarkan data KLHK, wilayah Kalimantan Tengah dan Riau menjadi daerah yang rentan terhadap kasus kebakaran hutan dan lahan. Menurut data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), selama Agustus sudah ditemukan lebih dari 60 hotspot di beberapa titik di Kalimantan Tengah.

Suto berharap TMC dapat mengurangi potensi kebakaran hutan dan lahan yang akan memberikan kerugian bagi seluruh pihak. Kerugian yang muncul, baik secara materiil maupun bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.  

Koordinator Lapangan TMC Kalimantan Tengah Chandra Fadlillah mengatakan curah hujan di Kalimantan Tengah pada Agustus 2023 menunjukan penurunan dibanding rata-rata historisnya. Menurutnya, hal tersebut menunjukan fenomena alam El Nino memiliki pengaruh yang sangat besar di Kalimantan Tengah. 

"Diharapkan dengan TMC, tidak hanya meminimalisir hotspot tapi kami berambisi agar zero hotspot di Kalteng," kata Chandra.  

Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2020, ia menjelaskan TMC telah menjadi bagian dari strategi nasional dalam mitigasi dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. TMC dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, diantaranya BRIN, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), Gapki, dan pemangku kepentingan setempat. 

Menurutnya, TMC adalah solusi permanen untuk kebakaran hutan dan lahan. "Kalau sebelumnya dilakukan ketika kebakaran terjadi, tahun ini kita dorong sebagai langkah pencegahan," ujar Chandra.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus