Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Bitcoin di Rp 660 Jutaan di Hari Ulang Tahun ke-13, Akan Menguat Lagi?

Tepat di hari ulang tahunnya ke-13, harga Bitcoin terpantau stagnan di kisaran US$ 46.000 atau di kisaran Rp 658 juta.

4 Januari 2022 | 11.10 WIB

Bitcoin dan Ethereum REUTERS/Dado Ruvic
Perbesar
Bitcoin dan Ethereum REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat di hari ulang tahunnya ke-13, harga Bitcoin terpantau stagnan di kisaran US$ 46.000 atau di kisaran Rp 658 juta (asumsi kurs 14.305 per dolar AS) pada Senin, 3 Januari 2022. Nilai aset kripto itu cenderung turun sekitar 8 persen selama sepekan terakhir. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tercatat per 3 Januari 2009, Satoshi Nakamoto menambang blok pertama, Genesis Block, menandai awal dari blockchain Bitcoin. Saat ini, indikator teknis menyarankan dukungan terdekat dapat mendorong aktivitas pembelian jangka pendek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tapi momentum jangka panjang telah melambat dan menunjukkan pengembalian kripto yang rendah atau negatif bulan ini.

Dikutip dari Coindesk, beberapa analis telah memantau data blockchain untuk petunjuk arah harga BTC di masa depan. Misalnya, arus pertukaran bersih telah meningkat baru-baru ini, menandakan pergeseran bearish dalam sentimen investor serupa dengan yang terlihat sebelum jatuhnya harga pada Mei 2021 lalu.

Adapun metrik lain menunjukkan prospek peningkatan yang dapat memicu sentimen pasar secara keseluruhan. Hashrate (key security metric) Bitcoin berada di level tertinggi baru pada Ahad malam lalu, 2 Januari 2022, setelah melewati level tertinggi sebelumnya dari pertengahan 2021.

Hashrate mengacu pada jumlah daya komputasi yang digunakan oleh penambang yang didedikasikan untuk pencetakan Bitcoin baru dan verifikasi transaksi baru di jaringan Bitcoin. Semakin tinggi hashrate, artinya semakin efisien mesin mining bekerja.

Berikut update harga aset kripto, emas dan imbal hasil UST, 3 Januari 2022:

  • Bitcoin (BTC): US$ 45,941, turun 2,18 persen
  • Ether (ETH): US$ 3,701, turun 2,76 persen
  • S&P 500: US$ 4,796, naik 0,64 persen
  • Emas: US$ 1,801, turun 1,46 persen
  • Imbal hasil US Treasury 10 Tahun 1,63 persen

    Pada hari ini, Selasa, 4 Januari 2022, situs coingecko.com mencatat Bitcoin diperdagangkan pada level harga US$ 46.386 atau sekitar Rp 663,55 juta. Harga ini menguat 0,3 persen dibandingkan posisi sebelumnya. Sejumlah analis memprediksi, harga Bitcoin dapat menembus level US$ 100.000 pada tahun ini.

    Dilansir dari Bloomberg, Katie Stockton, Managing Partner Fairlead Strategies LLC mengatakan harga Bitcoin akan terus menguat dalam jangka panjang. Ia menilai saat ini Bitcoin tengah berada dalam fase koreksi yang bersifat sementara.

    “Kami meyakini harga Bitcoin akan bullish dalam jangka panjang. Tren ini akan bertahan dan menembus level tertinggi baru di kisaran US$ 90.000,” katanya.

    Sedangkan Managing Partner Nexo, Antoni Trenchev, menyebutkan, kebijakan bank sentral akan menjadi katalis utama yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin serta aset kripto lainnya. Kebijakan pemerintah AS menugaskan The Fed membeli obligasi pemerintah di pasar bebas atau cheap money akan memiliki imbas ke pasar kripto.

    Pasalnya, The Fed tidak akan mampu menahan koreksi sekitar 10 hingga 20 persen di pasar saham seiring dengan reaksi negatif yang akan muncul di pasar obligasi. “Pergerakan Bitcoin kemungkinan akan fluktuatif sepanjang 2022, tetapi kami meyakini harganya akan menembus US$100.000 pada akhir Juni mendatang,” tutur Trenchev.

    Di sisi lain Jeffrey Halley, Senior Market Analyst Oanda Asia Pacific, menuturkan, Bitcoin akan mengalami tekanan sepanjang 2022. Salah satu katalis utama yang akan memengaruhi pergerakan Bitcoin adalah potensi kenaikan suku bunga The Fed yang akan diikuti bank sentral di negara lain.

    “Hal ini akan menjadi tantangan terhadap alasan keberadaan Bitcoin atau aset kripto lainnya yang dikatakan sebagai alternatif dari uang fiat,” kata Halley.

    Tak hanya itu, menurut dia, ancaman dari kemunculan regulasi yang dibuat oleh pemerintah serta kemunculan aset-aset kripto yang baru juga akan menjadi katalis negatif bagi pergerakan Bitcoin.

    Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

    close

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus