Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Barito Utara - Harga karet yang terus-menerus merosot dan tidak menentu membuat masyarakat di Barito Utara kini mengalihkan perhatian ke komoditas jagung. Mereka pun banyak membuka lahan jagung agar bisa meningkatkan ekonomi mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari target luas tanam 50 ribu hektare untuk menanam jagung, saat ini sudah terealisasi sebanyak 32 ribu Ha. "Pembukaan lahan tanaman jagung di Kabupaten Barito Utara sudah berjalan sejak tahun 2014 lalu di saat harga karet turun drastis," kata Kata Bupati Barito Utara Nadalsyah kepada wartawan, Ahad 23 Juni 2019.
Menurut Nadalsyah, setelah dikembangkan, tanaman jagung bisa menggantikan tanaman karet yang semula menjadi salah satu mata pencaharian masyarakatnya. "Ternyata tanaman jagung bisa membantu ekonomi masyarakat Barito Utara."ujar Nadalsyah..
Untuk diketahui sejak Tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Barito Utara mulai mengembangkan 5 ribu hektare lahan jagung. Hingga saat ini, sudah berkembang hingga 32 ribu hektare dari yang ditargetak seluas 50 ribu hektare.
Nadalsyah menjelaskan, untuk pemasaran, masyarakat bisa menjual sendiri selain ke kabupaten terdekat juga ke Provinsi tetangga yakni Kalimantan Selatan. Apalagi di Provinsi Kalsel kata Nadalsyah jugada tempat industri pengolahan makan ternak dan ikan sehingga hasil jagung masyarakat Barito Utara bisa ditampung juga di Kalsel.
" Jadi sampai sekarang untuk pemasaran tidak menjadi masalah" kata dia.
Ke depannya kata Bupati, Pemkab Barito Utara akan terus memperluas kawasan tanaman jagung ini karena sangat berpotensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Barito Utara, ujarnya. Harga karet yang terus anjlok pun bukan lagi masalah.
KARANA WW