Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pabrik Pengolah Karet Lateks PTPN XII Akan Dibangun di Malang

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII membangun pabrik pengolah karet lateks senilai Rp 42 miliar di Kebun Pancursari, Malang.

10 November 2019 | 07.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, MALANG - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII membangun pabrik pengolah karet lateks senilai Rp 42 miliar di Kebun Pancursari, Malang. Pembangunan ini merespons tingginya produksi karet di kebun Pancurasari. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Operasional PTPN XII Anis Febriantomo mengatakan luasan pabrik tersebut mencapai 1.200 meter persegi , di dalam areal 4.000 meter persegi di kompleks perkebunan tersebut. Pabrik pengolah lateks tersebut berkapasitas 4 ton/hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

“Pembangunan pabrik pengolah karet itu juga sebagai upaya efisiensi produksi,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu 9 November 2019. 

Pengerjaan pabrik karet sedang dalam proses tender. Pekerjaan fisiknya diperkirakan dapat dimulai paling lambat pada Februari 2020. 

Adapun luasan tanaman karet yang sudah berproduksi di Kebun Pancursari mencapai 800 hektare (ha) dan Tanaman yang Belum Menghasilkan (TBM) mencapai 400 hektare.

 “Pabrik karet ini juga padat kerja, banyak menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” lanjut Anis.

Selain itu, PTPN XII juga berencana membangun pabrik serupa di Ngrangkah Pawon, yang memiliki kebun karet seluas 1.200 hektare. 

Anis menambahkan di luar dua pabrik ini, pihaknya juga tengah membangun pabrik karet di Kediri dengan kapasitas produksi sama dengan di Pancursari, yakni 4 ton/hari. Pabrik ini diharapkan dapat beroperasi pada pertengahan tahun depan.

Jika karet lateks tidak diolah, tuturnya, maka ada potensi kehilangan yang besar karena ada selisih harga antara karet yang sudah diolah dan belum diolah di pasar. Harga karet mentah yang diolah saat ini mencapai US$ 1,4/kilogram-US$1,6/kilogram.

Harga sebesar itu dinilai masih kompetitif bagi karet mentah PTPN XII. Tingkat daya saing PTPN XII  didukung oleh penerapan efisiensi melalui upah premi progesif. Dengan demikian, produksi karet bisa dipacu, tapi upah buruh yang diterima pun tetap tinggi dan bahkan diklaim melebihi Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Keunggulan kompetitif lainnya adalah ukuran karet mentah produksi perseroan fleksibel, di mana ada ukuran big bale dan small bale. Perseroan menyediakan ukuran big bale dengan berat 133 kilogram/lembar dan dua ukuran small bale, yakni 33 kilogram/lembar dan 35 kilogram/lembar.

Sementara itu, produsen karet mentah lainnya biasanya hanya menawarkan big bale

Anis menerangkan jika masih memungkinkan, pabrik pengolahan karet di Pancursari dan Ngrangkah Pawon akan turut menyerap karet rakyat. Dengan syarat, kapasitas produksi masih tersedia dan mutu getah karet sadapan rakyat cukup bagus.

Secara keseluruhan, total luas tanaman karet di 17 kebun PTPN XII mencapai 15.579,97 hektare. Hampir 85 persen produk karet dari perkebunan tersebut untuk memenuhi kebutuhan ekspor, utamanya untuk pasar Amerika Serikat, China, India, dan Inggris.

Karet dari PTPN XII banyak diserap di pasar ekspor karena mutunya yang prima, yakni penampakan normal dan bebas kontaminasi.

 
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus