Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,86 persen ke level 7.195,71 pada akhir perdagangan Selasa, 19 November 2024. Penguatan hari ini jadi pemecah kebuntuan setelah IHSG terus berada di zona merah sejak perdagangan akhir pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan IHSG berpotensi bergerak pada rentang 7.175-7.250 pada perdagangan Rabu besok. Katalisnya adalah hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan diumumkan besok. “Pasar domestik tengah menanti keputusan hasil RDG BI,” tulis Alrich dalam analisa rutinnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, ekspektasi pasar mengarah pada keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen. Hal itu, kata dia mencerminkan fokus pada stabilitas moneter. Posisi nilai tukar rupiah saat ini, yang bergerak dalam rentang Rp15.700-Rp15.800. Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan September lalu ketika BI melakukan pemangkasan suku bunga di tengah nilai tukar rupiah yang lebih kuat di kisaran Rp15.200.
Sementara itu, dari global, perhatian pasar tertuju pada rilis data inflasi Inggris untuk Oktober 2024, yang diproyeksikan meningkat menjadi 2,10 persen year on year (yoy) dibandingkan 1,70 persen yoy pada bulan September. Tren kenaikan inflasi ini mencerminkan dampak kebijakan Bank of England (BoE), yang sebelumnya telah memangkas suku bunga sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dari regional, perhatian juga tertuju pada rilis data Loan Prime Rate (LPR) China untuk bulan November, di mana tingkat suku bunga pinjaman 1 tahun diperkirakan tetap berada di level 3,10 persen dan tingkat suku bunga pinjaman 5 tahun stabil di 3,60 persen.
“Kebijakan ini mencerminkan pendekatan Cina yang hati-hati dalam menjaga likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi,” kata Alrich.