Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perisai kekuasaan Soeharto yang pernah mengayomi usaha mereka telah tumbang. Bisnis Liem Sioe Liong alias Soedono Salim sempat limbung. Namun, hanya dalam tempo sewindu, generator uang Om Liem—demikian ia biasa disapa—berderak lagi untuk mencetak kekayaan. Hartanya yang tersisa terus beranak-pinak. Imperium bisnisnya membesar, tak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia. Ini mematahkan ramalan para analis yang yakin bahwa kerajaan Salim bakal tamat bila bertarung di pasar terbuka luar negeri.
Yandhrie Arvian
First Pacific Company Ltd.
Induk usaha Grup Salim di Hong Kong setelah krisis mendera. Beberapa karib Om Liem seperti Sudwikatmono, Ibrahim Risjad, dan Sutanto Djuhar menjadi anggota dewan penasihat di sini. Pendapatan: US$ 1,98 miliar Laba bersih: US$ 103 juta Total aset: US$ 1,7 miliar Komisaris: Anthony Salim (saham 44,48%) (per 31 Desember 2005)
Philippine Long Distance Telephone (PLDT)
Perusahaan telekomunikasi terbesar di Filipina yang menjadi mesin duit paling produktif buat pundi-pundi keluarga Salim. Kepemilikan saham: 29 % Laba usaha: US$ 293 juta Kontribusi laba buat First Pacific: US$ 58,8 juta
Seluler Pelanggan: 22,5 juta orang (59% pasar seluler Filipina) Jaringan 3G terluas di Filipina dengan panggilan video di 142 kota dan 13 negara.
Telepon sambungan tetap Pelanggan: 2,1 juta (66% dari pangsa pasar) Pelanggan DSL (digital subscriber line): 109 ribu Pelanggan internet: 425 ribu
Teknologi komunikasi dan informasi Total layanan call center: 8.300 Cafe internet Netopia: 181 outlet (per 30 Juni 2006)
Metro Pacific Investment Corporation
Perusahaan investasi yang dibentuk pada awal 2006 untuk mereorganisasi Metro Pacific Corporation. Kepemilikan saham: 93,2% Rugi US$ 14,2 juta (per 30 Juni 2006) karena masih melakukan reorganisasi
Anak perusahaan:
- Landco Pacific Corporation (saham 51%)
Proyek properti Peninsula de Punta Fuego, Terrazas de Punta Fuego, Amara en Terrazas di Filipina.
- Negros Navigation Co (saham 99%)
Perusahaan kargo dan perkapalan kedua terbesar di Filipina.
Indofood
Produsen makanan olahan terbesar di Indonesia. Menaungi perkebunan kelapa sawit, pabrik penyulingan minyak goreng, hingga perusahaan distributor. Kepemilikan saham: 51,5% Penjualan: Rp 21,9 triliun Laba usaha: Rp 1,9 triliun Laba bersih: Rp 661 miliar Anak perusahaan: 60
Grup Consumer Branded Products (CBP)
Terdiri dari divisi mi instan, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi, dan makanan khusus. Penjualan: Rp 8,4 triliun Laba usaha: Rp 329 miliar Menjual 11,3 miliar mi instan
Grup Bogasari
Industri penggilingan gandum terbesar di dunia. Kapasitas terpasang 3,8 juta ton. Penjualan: Rp 8,9 triliun Laba usaha: Rp 1,02 triliun Mengolah 3,4 juta ton gandum. Menjual 2,6 juta ton tepung terigu (67% pangsa pasar tepung terigu Indonesia).
Grup Edible Oil & Fats (EOF) Penjualan: Rp 5,03 triliun Laba usaha: Rp 528 miliar
Divisi perkebunan Luas lahan: 224 ribu hektare Ditanami kelapa sawit 66 ribu hektare. Produksi tandan buah segar 24 ton per hektare. Produksi 300 ribu ton CPO Penanaman 70 ribu hektare lahan baru pada 2009.
Divisi minyak goreng dan margarin Volume penjualan minyak goreng: 371 ribu ton (43% pangsa pasar Indonesia) Volume penjualan margarin dan lemak nabati: 178 ribu ton (59% pangsa pasar Indonesia) Kapasitas penyulingan: 885 ribu ton Kapasitas fraksinasi: 544,5 ribu ton Kapasitas margarin: 328,5 ribu ton Ekspor ke 50 negara
Divisi komoditas Menjual 147,6 ribu ton produk minyak kelapa Menjual 82,1 ribu ton minyak kelapa sawit.
Grup Distribusi 60% produk didistribusikan oleh PT Indomarco Adi Prima, PT Tristara Makmur, PT Putri Daya Usahatama. Dijual ke 200 ribu pedagang eceran. Penjualan: Rp 3,1 triliun Laba usaha: Rp 7 miliar (per 31 Desember 2006)
Sumber: Laporan Keuangan First Pacific Ltd. 2005, Interim Report First Pacific 30 Juni 2006, prospektus Indofood, laporan keuangan Indofood 2006
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo