Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Stok beras di Bulog tercatat hanya 270.194 ton. Bahkan, stok beras Perum Bulog tersebut terus mengalami penurunan, maka pemerintah mengumumkan impor beras.
Per 11 April 2023, total stok beras Perum Bulog mencapai 291.816 ton yang berasal dari CBP sebanyak 270.816 ton, sedangkan stok beras komersil sebanyak 21.621 ton. Jumlah stok tersebut jauh dari ideal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan bahwa idealnya CBP mencapai 1,2 juta ton untuk penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada Februari 2023 mencapai 2,86 juta ton. Namun, jumlah ini terus mengalami penurunan hingga 820.000 ton dibandingkan dengan perkiraan periode sebelumnya. Hal ini terjadi karena banjir dan gagal panen di 31.000 hektar sawah.
Dilansir dari Bisnis, melalui laporan Badan Pusat Statistik (BPS), beras diketahui juga menjadi penyumbang inflasi pada Maret 2023. BPS mencatat beras memiliki andil inflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan dan 0,35 persen terhadap inflasi tahunan.
Hal tersebut membuat pemerintah berencana untuk merealisasi impor beras sebanyak 500.000 ton dari total 2 juta ton pada 2023.
Impor beras tersebut bertujuan untuk menjaga cadangan beras pemerintah. Salah satunya terkait dengan program bantuan sosial (bansos) atau operasi pasar saat harga beras naik.
Saat ini, pemerintah mulai membagikan bantuan sosial atau bansos beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bansos ini didistribusikan ke 38 provinsi selama 3 bulan, yakni dari September hingga November mendatang.
Presiden Joko Widodo menerangkan jika setiap bulannya, pemerintah akan menggelontorkan sekitar 210 ribu ton oleh Perum Bulog untuk bantuan pangan ini. Jokowi menyebut alasan mengimpor beras dari negara tetangga untuk memastikan cadangan stok.
Di lain sisi, Presiden Joko Widodo juga mengumumkan bahwa pemerintah akan kembali membuka opsi impor beras. Jokowi menerangkan jika impor beras masih diperlukan untuk memastikan stok CBP di gudang Bulog tetap aman hingga tahun depan.
Lebih lanjut, Jokowi juga menilai impor beras perlu dilakukan karena produksi beras di Indonesia mengalami penurunan karena dampak El Nino walaupun angka turunnya tidak terlalu besar.
Jokowi pun juga mengunjungi gudang Bulog Dramaga, di Kabupaten Bogor pada 11 September 2023. Menurut Jokowi, saat ini Indonesia memiliki 2 juta ton stok beras. Sejumlah 1,6 juta ton berada di dalam gudang, sementara 400 ribu ton lain masih dalam perjalanan.
Mengenai harga beras yang diprediksi akan turun usai melakukan impor beras, berdasarkan laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat harga beras kualitas medium naik menjadi Rp 14.100 per kilogram. Sementara di Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium per 11 September 2023 naik menjadi Rp 12,760 per kilogram.
Impor beras menjadi salah satu solusi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kekurangan beras di Indonesia. Saat ditanya oleh wartawan, Jokowi juga menyebut Indonesia sudah membuka jalur komunikasi dengan negara-negara lain untuk mengimpor beras, termasuk dari Cina dan India.
Sedangkan rencana impor beras Indonesia dari Kamboja terungkap saat Jokowi menyambut Perdana Menteri Hun Manet di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023. Presiden menyebut Indonesia akan melakukan impor beras sebanyak 250 ribu ton dari Kamboja.
MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | TIM TEMPO.CO
Pilihan editor: Bos Bulog Ungkap Seluruh Impor Beras Tahun Ini Sudah Rampung Udah Aman