ENAM bank pemerintah, tahun anggaran lalu, terbukti masih mampu memberikan laba Rp 429,5 milyar. Itu berarti hampir 70% dari seluruh laba (penerimaan bukan pajak) badan usaha milik negara berasal dari enam lembaga keuangan tadi. Sektor parpostel dan perindustrian, masing-masing, menyusul memberikan laba Rp 54,1 milyar dan Rp 48,3 mllyar. Sisanya merupakan setoran dari sektor keuangan, pertanian, pertambangan, dan sebagainya. Dari lingkungan perindustrian, yang menyetor laba cukup besar, tentu, sektor industri kimia - bukan mesin dan logam dasar yang termehek-mehek dihajar resesi. Seperti disebut Dirjen Industri Logam Dasar dan Mesin Eman Yogasara di DPR, pekan lalu, 11 di antara 20 badan usaha di lingkungannya dianggap tidak sehat. Hanya kelompok perusahaan besi baja yang karena bisa mengekspor produksinya, tahun lalu, penjualannya mencapai Rp 314,6 milyar - sekitar 47% di atas penjualan 1984. Kelompok perusahaan mesin/peralatan pabrik juga mencatat kenaikan penjualan lumayan: dari Rp 53,5 milyar (1984) jadi Rp 55,3 milyar (1985). Sedang kelompok perakitan kendaraan bermotor nilai penjualan jasanya turun dari Rp 18,2 milyar (1984) jadi Rp 16,5 milyar (1985). Bahkan ada rencana perakitan Indonesian Motor Company di Jakarta, yang sudah sejak tahun lalu tidak lagi merakit mobil Rumania, akan dilikuidasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini