MINYAK Indonesia tampaknya semakin mendapat pasar bagus di Korea Selatan. Pada periode Januari-Juli tahun ini, volume ekspor minyak Indonesia ke sana sudah mencapai 10,5 juta barel, dengan nilai US$ 308,2 juta. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, volumenya baru empat juta barel, denan nilai US$ 127,2 juta. Minyak dari Malaysia juga mendapat pasar bagus di sana - naik lebih dari dua kali lipat, baik dalam volume maupun nllai penjualan, dalam jangka waktu yang sama. Bila kelak volume produksi ladang minyak di perairan Madura, yang dikembangkan secara patungan antara Kodeco (Korea Selatan) dan Pertamina, bisa dinaikkan dari yang kini 15.000 menjadi 50.000 barel sehari pada tahun 1986 nanti, maka bisa dipastikan porsi minyak Indonesia di sana akan semakin besar. Tapi negeri itu, yang tampaknya tak ingin terlalu tergantung pada Indonesia, juga berusaha memperbesar suplai minyak dari Malaysia. Membesarnya volume impor dari kedua negara ini sengaja dilakukan Seoul untuk mengurangi ketergantungan suplai minyak dari kawasan panas Timur Tengah. Kata pihak pemerintah tahun ini impor minyak dari kawasan yang rawan itu hanya akan meliputi 68% dari seluruh kebutuhannya. Tahun lalu, impor minyaknya dari sana mencapai 74% dari seluruh kebutuhan, yang tak disebut angkanya secara persis dalam barel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini