SESUDAH hampir tujuh tahun ditambang, sampai Juni lalu, gas alam cair diam-diam sudah menyumbangkan devisa US$ 13,3 milyar lebih. Selama itu pula dari ladang di Arun dan Badak, kedua operator penambangan gas alam di sana sudah melakukan pengapalan 2,7 milyar metrik ton gas alam ke Jepang, terutama untuk melayani kepentingan pelbagai pembangkit tenaga listrik. Pekan lalu, di Bontang, Kalimantan Timur, dengan sebuah upacara sederhana, dilakukan pengapalan gas alam yang ke-1.000 kalinya untuk Jepang. Di tengah tertekannya harga minyak bumi, selama Repelita IV ini, ekspor gas alam setiap tahun diharapkan naik sekitar 9%. Bahan tambang strategis ini, secara kasar, setiap tahun angaran diduga akan memberikan devisa pukul rata tidak kurang dari 10%. Pendapatan lebih besar lagi diharapkan datang dari sektor ini bila train keenam ladang gas di Arun, Aceh, sudah beroperasi untuk melayani Korea Selatan. Tapi persaingan tampaknya akan semakin sengit, mengingat Malaysia juga berusaha memperbesar pasar gas alamnya keJepang. Sementara itu, Muangthai juga sedang berusaha mengembangkan ladang gas alamnya yang berada di Teluk Siam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini