PAPUA Nugini memiliki tambang emas dan tembaga nomor tiga terkaya di dunia terletak di Gunung Fubilan, yang berada dekat perbatasan Indonesia. Diduga, di situ terkandung 41,3 juta ton emas, dan hampir 400 juta ton tembaga. Suatu konsorsium PNG, Australia, AS, dan Jerman Barat sejak 1981 telah membangun sarana penambangannya, dan baru pekan lalu mulai berproduksi. Namun, langkah PNG untuk menjadi salah satu penghasil emas terbesar di dunia, nomor 6, terhalang banyak hal. Letak bonanza itu 850 km dari ibu kota, Port Moresby. Sarana peralatan dan kebutuhan pangan para pekerja harus diangkut dengan kapal, melalui laut dan Sungai Fly ke Kiunga, kemudian lewat hutan diangkut dengan traktor ke basis Tabubil di kaki Gunung Fubilan. Hasil tambang juga harus diangkut lewat jalur itu. Investasi yang diperlukan untuk proyek itu sekitar US$ 1,5 milyar. Proyek itu dimulai ketika harga emas cenderung meningkat (sampai di atas US$ 600 per troy ons, 1982), sehingga dengan mudah Ok Tedy mendapatkan pinjaman sebesar US$ 200 juta dari bank-bank yang dikoordinasikan Bank of America basis Hong Kong. Maret lalu, pinjaman sebesar itu diminta lagi, tapi sampai sekarang belum diperoleh. Bank-bank belum melihat proyek itu akan cerah, karena harga emas sedang jatuh (US$ 370 per troy ons, pekan lalu), dan harga tembaga sudah lama meredup di bawah US$ 1 per kg. Lebih dikhawatirkan lagi, keamanan di Sungai Fly, yang melewati perbatasan Indonesia, akan terganggu oleh adanya pelarian anti-Indonesia ke PNG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini