Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengingatkam ancaman serangan hama akan menganggu produksi beras pada tahun depan. Pemerintah memproyeksikan produksi beras mencapai 32,29 juta ton atau naik 2 juta ton dari perkiraan produksi tahun ini sebesar 30,35 juta ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Serangan hama harus diperhitungkan, karena kalau pemerintah mendorong sawah-sawah terus-menerus ditanami padi, salah satu risikonya siklus hidup hama tak akan terputus," ujar Khudori saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah saat ini tengah mendorong indeks pertanaman meningkat dari satu hingga dua atau tiga kali dalam setahun. Indeks pertanaman adalah rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun di lahan yang sama. Khudori mengingatkan agar tak semua masa tanam itu ditanami padi terus-menerus.
"Kalau pemerintah mendorong kenaikan indeks pertanaman, boleh-boleh saja. Tapi pastikan dalam satu tahun itu ada satu musim tanam, jangan ditanami padi," ujar penulis buku Bulog dan Politik Perberasan itu.
Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Jember ini mencontohkan, jika indeks pertanaman meningkat menjadi 3 kali, petani secara bergilir dapat menanam padi, padi, dan hortikultura arau palawija. Di musim tanam ketiga atau kedua, di sela-sela penanaman padi, ia menganjurkan agar petani menanam tanaman selain padi. Selang-seling ini bertujuan memutus siklus hama.
Tak hanya itu, untuk memutus siklus hama, Khudori mengatakan penanaman juga harus dilaksanakan secara serentak. Ia mencontohkan, penanaman di lahan seluas seribu hektare. Jika petani di satu bagian wilayah itu telah panen tapi petani di bagian lain di wilayah yang sama baru mulai tanam, otomatis hama akan bergeser.
Namun, Khudori mengatakan sulit untuk memprediksi pengaruh serangan hama ini terhadap tingkat produktivitas tahun depan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku telah menyiapkan sejumlah program untuk mencapai swasembada pangan. Program-program itu yakni cetak sawah seluas 3 juta hektare dalam 3-4 tahun, pompanisasi, optimasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi tertier, serta dukungan alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk mempercepat proses tanam hingga panen.
Sepanjang 2024, Amran mengklaim pemerintah telah menyelesaikan tahap pertama program optimasi lahan rawa seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Merauke. Dari 40 ribu hektare itu, ini 35.000 hektare di antaranya sudah ditanami. Sedangkan 5 ribu hektare sisanya dalam proses olah lahan untuk segera ditanami.
“Program ini ditargetkan dapat meningkatkan indeks pertanaman hingga mencapai IP 300 dan produktivitas tanaman pangan,” ucap sepupu pengusaha Haji Isam itu, Ahad, 3 November 2024, dikutip dari keterangan tertulis.