Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Konsumsi Listrik Anjlok, PLN Turut Terdampak Terpuruknya Industri Tekstil

Berdasarkan data yang didapatkan Tempo dari analisis data internal PLN, segmen hilir mengalami tren penurunan rasio konsumsi listrik (MWh) tahunan terhadap kapasitas (MVA) terpasang paling parah.

28 Desember 2024 | 16.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan kaos di konveksi Sinergi Adv, Srengseng Sawah, Jakarta, Senin, 28 Oktober 2024. UMKM Sinergi Adv bertahan dengan penjualan atribut Pilkada 2024. Dengan memperkerjakan 400 karyawan, UMKM yang bergerak sejak 2012 di industri tekstil ini dapat memproduksi maksimal 500 ribu/pcs perbulan. TEMPO/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rasio konsumsi energi listrik di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) anjlok dalam dua tahun terakhir. Penurunan salah satu konsumen terbesar PT PLN (Persero) ini akibat pengurangan produksi perusahaan tekstil dari hulu ke hilir imbas banjir impor dari Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena di sini banyak barang impor, permintaan ke hulunya jadi turun. Otomatis kami harus menurunkan produksi, karena kan enggak bisa jualan," ujar Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyF) Redma Gita Wirawasta di Kantor Tempo, Jakarta, Selasa, 24 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merujuk Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) PLN pada Juni 2024, sektor industri merupakan kontributor signifikan dalam penjualan listrik PLN. Dengan total kontribusi 29 persen. Komposisi penjualan tenaga listrik dari sektor industri hanya kalah dari rumah tangga, yakni 43 persen.

Di sisi komposisi jumlah pelanggan, kontribusi industri memang kecil, yakni sekitar 0,25 persen. Kalah jauh dari rumah tagga sebesar 91 persen dan bisnis sebesar 5,38 persen. Angka ini menunjukkan meski jumlah pelanggan industri sangat kecil, industri mengonsumsi listrik dalam jumlah sangat besar dibanding pelanggan lain.

Dari penjualan tenaga listrik tarif industri, pangsa penjualan listrik terbesar ada di sektor tekstil, yakni sebesar 11,73 persen. Industri tekstil juga berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan pangsa 5,56 persen.

Berdasarkan data yang didapatkan Tempo dari analisis data internal PLN, segmen hilir mengalami tren penurunan rasio konsumsi listrik (MWh) tahunan terhadap kapasitas (MVA) terpasang paling parah. Segmen ini turun curam dari sebesar 3.500 per MWh pada 2018 menjadi sekitar 2.700 per MWh pada 2020. Sempat pulih mendekati 3.000 per MWh pada 2022, rasio konsumsi listrik merosot hingga sekitar 2.800 per MWh per 2023.

Segmen menengah tak jauh lebih baik. Dari 3.300 per MWh pada 2018, rasio konsumsi listrik terus melandai hingga 2.900 per MWh pada 2020. Rasio konsumsi listrik sempat berangsur pulih menjadi 3.100 per MWh pada 2022, tapi kemudian turun hingga di bawah 2.700 per MWh pad 2023.

Di sektor hulu, penurunan juga terjadi. Dengan rasio konsumsi listrik sebesar 4.100 per MWh pada 2018, sektor ini menjadi penyumbang terbesar. Tapi angka ini terus merosot hingga 3.300 per MWh pada 2020. Sempat pulih kembali menyentuh angka semula pada 2022, segmen ini terus anjlok hingga 3.900 per MWh pada 2023.

Ketika dikonfirmasi, Executive Vice President Corporate Communication PLN Gregorius Adi mengatakan akan mengonfirmasi data terlebih dahulu. Tapi sampai berita ini terbit, ia belum merespons lebih lanjut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus