TARIF jembatan-jembatan tol di Sungai Kapuas, Sungai Landak, dan di Ujungpandang berikut jalan tol Wonokromo dan Semarang, diturunkan sejak hari Minggu lalu. Misalnya, tarif sedan di Sungai Kapuas dan Sungai Landak, dari Rp 800 menjadi Rp 150. Tarif paling tinggi, Rp 300 untuk kelas sedan (dulu Rp 500) berlaku di Ujungpandang, sedangkan yang lain cuma Rp 200. Penurunan tarif itu, berdasarkan Kepres 15 Mei, bertujuan agar lebih banyak kendaraan memanfaatkan jalan atau jembatan tol di daerah itu. Sewaktu tarif dinaikkan, Juni tahun lalu arus lalu lintas di situ memang menurun sekitar 50%, dan mengurangi pendapatan sopir-sopir angkutan umum. Namun, ditinjau dari segi pemasukan untuk PT Jasa Marga, mengalami kenaikan. Perusahaan negara yang mengelola semua jalan tol di Indonesia itu tahun 1983 meraih pendapatan Rp 50 juta lebih di atas target Rp 11 milyar. Tahun t984 ini ditargetkan pemasukan Rp 18 milyar, terutama, dari jalan tol Jagorawi. Tarif tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) belum bisa diturunkan, karena selama ini belum kembali pokok, sehubungan masih ada pelebaran atau penambahan lapisan aspal. Pemasukan dari jalan yang menelan investasi sekitar Rp 200 milyar itu menjadi tumpuan pula untuk pembangunan jalan tol lain, seperti Jakarta- Merak, Jakarta- Cikampek, Jalan Layang Cawang-Grogol (Jakarta), Surabaya-Malang, dan Belawan-Tanjungmorawa. "Jalur Jakarta-Cikampek, yang akan selesai 1987, akan menjadi paling subur," ujar Srijono. Ia menjamin bahwa Jasa Marga akan mampu membayar bunga l6% obligasi Jasa Marga, dan mampu mengembalikan utang obligasi, yang kini mencapai Rp 123,7 milyar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini