MISI dagang pimpinan Menteri Perdagangan Rachmat Saleh, yang tiba minggu ini di Jakarta sesudah sepekan berkeliling AS, ternyata bisa mengantungi kontrak US$ 77,5 juta. Kontrak terbesar dipegang tekstil dan pakaian jadi US$ 40 juta, disusul karet US$ 26,5 juta, lalu lada hitam, batik, dan minyak atsiri US$ 6 juta. Di luar dugaan, kayu lapis dan kayu gergajian, yang diharapkan bisa membuat kontrak besar, hanya dibeli US$ 5 juta. "Pasar kayu di RRC tampaknya lebih bagus. Tahun ini ekspor kita mungkin mencapai 400.000 meter kubik ke sana," ujar Sudradjat Dp, direktur PT Djajanti Djaja. Sebagai anggota misi, Djajanti beruntung mendapat pesanan untuk mengekspor kayu lapis 5.000 meter kubik sebulan ke AS. Belum jelas apakah komitmen baru tadi akan berpengaruh baik bagi neraca barang dan jasa 1984 - 1985, yang diproyeksikan defisit US$ 4,6 milyar. "Ini 'kan baru satu kali kunjungan saja," ujar Rachmat Saleh. "Dan kontrak yang dicapai 'kan semacam moment opname saja."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini