Indikator

ADA berita cukup menyenangkan. Neraca pembayaran 1983 surplus US$ 654 juta. Perkembangan cukup baik neraca pembayaran itu, sesudah tahun lalu defisit US$ 1.930 juta, terlihat dalam peningkatan cadangan devisa di Bank Indonesia dari US$ 4.151 juta (Desember 1982) jadi US$ 4.808 (Desember 1983). Kata Gubernur BI, Arifin Siregar, perbaikan itu berkaitan erat dengan devaluasi rupiah pada Maret dan tindakan penjadwalan kembali sejumlah proyek industri hulu pada Mei tahun lalu. Pada acara jamuan makan malam dengan para bankir pekan lalu itu, Gubernur Arifin juga mengungkapkan, cadangan devisa di pelbagai bank devisa pemerintah dan swasta meningkat dari US$ 2.807 juta (Desember 1982) jadi US$ 3.800 juta (Desember 1983). Dengan demikian, seluruh devisa kini berjumlah US$ 8.608, cukup kuat untuk membiayai impor enam bulan, dan membendung isu devaluasi. Pasar Efek Nama Efek Kurs 23 Jan. Kurs 16 Jan. Kurs 9 Jan. 1.PT Semen CibinongRp 17.250 Rp 17.300 Rp 18.000 2.PT Centex 5.050 5.050 5.050 3.PT BAT Indonesia 962,50 1.000 1.000 4.PT Tificorp 7.275 7.275 7.275 5.PT RVI 5.100 5.100 5.100 6.PT Goodyear Indonesia 750 780 780 7.PT Merck Indonesia 1.650 1.690 1.690 8.PT Multi Bintang Ind. 1.530 1.500 1.440 9.PT Unilever Indonesia 2.575 2.590 2.605 10.PT Sepatu Bata 1.155 1.155 1.155 11.PT Unitex 1.415 1.415 1.415 12.PT Sucaco 950 950 950 13.PT Bayer Indonesia 1.285 1.285 1.325 14.PT Panin Bank Ltd. 3.505 3.400 3.400 15.PT Squibb Indonesi 1.070 1.050 1.040 16.PT AJ Panin Putra 2.995 2.995 2.995 17.PT Sari Husada 1.880 1.880 1.880 18.PT Pan Union Insurance 1.170 1.160 1.170 19.PT Regnis Indonesia 1.580 1.580 1.580