Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Informasi terbaru? pencet saja

Antara kerjasama dengan kadin dan reuter, meningkatkan bisnis pelayanan informasi tentang perkembangan kurs mata uang dan emas di berbagai bank seluruh dunia, melalui monitor service.(md)

24 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA bankir Indonesia, setiap saat, dengan mudah mencatat secara cepat dan akurat perkembangan kurs mata uang dan emas di berbagai bank seluruh dunia. Hal itu dimungkinkan berkat Jasa teknologi yang sudah sejak dua tahun lalu dipasarkan LKBN Antara. Informasi "berita pasar" itu dipancarkan perwakilan kantor berita Inggris, Reuter, di Hong Kong. Alatnya menyerupai pesawat televisi, dilengkapi papan bertombol merk Reuter. Untuk mengetahui nilai dolar AS pada sebuah bank di London, misalnya, pencet saja kode bank itu dan informasi yang dibutuhkan akan muncul di layar. Bila menghendaki angka-angka itu tertulis pada secarik kertas, hubungkan pesawat itu dengan printer. Tak kurang dari 7.000 bank di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia, bisa memberikan informasi melalui alat itu. Jasa pelayanan seperti itu merupakan salah satu hasil kerja sama Antara dengan Reuter. Menurut M. Hamidy, direktur pemasaran Antara, sekarang baru 20 buah bank yang berlangganan dengan membayar sekitar Rp 4,5 juta sebulan. Karena jumlah langganan itu dinilai masih terlalu sedikit, Antara antas menawarkannya kepada DPP Kadin. Dengan harapan Kadin akan menawarkannya pula kepada dunia usaha, Selasa lalu naskah kerja sama tadi ditandatangani, tepat pada ulang tahun ke-46 Antara. "Cara ini sangat diperlukan dalam pengembangan bisnis di Indonesia," ujar pimpinan umum Antara, Tranggono, S.H. Dengan monitor service itu, seorang usahawan dapat mengetahui keadaan pasar uang di mana pun di dunia, tepat pada saat ia akan mengambil keputusan. Selain informasi terbaru, menurut pimpinan Antara itu dengan gaya seorang salesman, datanya dapat dipercaya, dan tarif langganannya murah. Sebenarnya, peralatan produk Reuter ini tidak hanya bisa dipergunakan untuk memonitor data kurs valuta pada 7.000 bank di seluruh dunia saja. Bila programnya diubah, layar dapat pula menampilkan deretan kalimat berita. Tapi penggunaannya di sini memang hanya khusus untuk mengetahui "berita pasar". Karena itu, para pelanggannya kalangan pengusaha, terutama bank-bank. Di Malaysia, sejak 1972, Bernama hanya mengageni kantor berita Prancis, AFP. Tapi, mulai 1 Mei tahun depan, ia juga akan menjalin kerja sama dengan AP, UPI (AS), dan Reuter. "Kami juga berharap dapat menyalurkan berita dari DPA, kantor berita Jerman Barat," ujar pemimpin redaksi Bernama, Ahmad Rezal Arbee, kepada koresponden TEMPO di Kuala Lumpur. "Dengan peran sebagai penyalur tunggal itu, diharapkan berita kepada surat-surat kabar lemah lebih merata. Selama ini hanya koran-koran kuat yang sanggup berlangganan kantor-kantor berita besar itu," katanya lagi. Tapi peran yang diberikan pemerintah Malaysia itu mengundang kritik dari korankoran kuat, seperti Utusan Group, The New Straits Times Group, Star Publication, dan Nanyang Sian Pao. Merasa tersaingi, mereka menuduh pemerintah tidak berkonsultasi terlebih dahulu. Sebuah organisasi sosial, Aliran, mencap peran Bernama itu "tidak demokratis dan monopolistis seperti di negeri-negeri komunis karena akan mengebiri masuknya berita luar negeri secara bebas dan wajar." Serikat Pekerja Wartawan Malaysia juga menuduh demikian. Begitu pula persatuan sekolah Cina dan tokoh oposisi, Dr. Tan Chee Khhon, yang juga kolumnis The Star. Satu-satunya yang mendukung adalah Persatuan Wartawan Pedesaan Asia. "Dengan cara itu, koran-koran beroplah kecil bisa memperoleh faedah. Itu sudah terbukti di India dan Indonesia," kata Francis Sea, presiden persatuan tadi. Di Indonesia sendiri, tidak ada kritik seperti itu. Peran yang diberikan pemerintah kepada Antara berjalan lancar-lancar saja. Dan bisnis Antara makin berkembang. Masih dalam rangka ulang tahun itu, dua hari kemudian, ditandatangani pula kerja sama dengan kantor berita UPI untuk memasarkan peralatan yang sama - bukan untuk menampilkan "berita pasar", melainkan news, berita biasa. Peralatan produk UPI yang disebut teletext ini mengambil alih manfaat teleks. Dengan gelombang tertentu, UPI perwakilan Hong Kong mengirim benta terbaru melalui satelit. Gelombang itu ditangkap Perumtel. Ialu disalurkan ke pesawat penerima pelanggan melalui sebuah saluran yang juga ada pada teleks. Pesawat penerima dihubungkan dengan televisi, dan muncullah kalimat-kalimat berita di layarnya. Menrut Isabelle Reckeweg, perwakilan UPI di sini, teletext bukan hanya berguna untuk para editor surat kabar, tapi juga bisa dimanfaatkan masyarakat umum. "Bisa dipasang di tempat-tempat umum, seperti stasiun kereta api dan di kamar-kamar hotel," katanya. Bila pembagian keuntungan Antara-Reuter tidak disebutkan, dalam kerja sama Antara - UPI keuntunan dibai dua sama besar. Ternyata, peralatan baru ini cepat menarik peminat. "Beberapa perusahaan sudah menanyakan perihal teletext ini meskipun pemesanan yang pasti belum masuk," kata Hamidy. Satu di antaranya, mulai tahun depan sudah pasti memesan, yaitu Hotel Hilton. "Kami akan memesan 600 buah, untuk meningkatkan pelayanan di setiap kamar," ujar Joseph H., manajer bisnis hotel terkemuka itu. Harga satu unit pesawat penerima sekitar Rp 8 juta dan harus dibayar pelanggan. Sedangkan uang langganannya US$ 1.000 per bulan, untuk informasi yang tidak dipublikasikan. Bila berita itu disiarkan lagi, tarifnya tentu lebih mahal. Sudah tentuberita yang diterima dalam bahasa Inggris. Tapi Antara bisa pula menylslpkan benta dalam bahasa Indonesia: berita dikirim dulu ke Hong Kong, baru dipancarkan kembali ke pelanggan di sini. "Karena itu, para pelanggan tidak hanya bisa mengikuti berita-berita dari seluruh dunia, tapi juga dari seluruh pelosok tanah air," kata Tranggono. Yang menarik, berita-berita itu sulit disensur, sebab langsung diterima pelanggan tanpa melalui Antara lagi. "Suka atau tidak, berita apa pun bisa tembus," kata Isabelle.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus