Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Serikat Petani Indonesia Dorong Transformasi Bulog Perlancar Distribusi Pangan

SPI mendorong transformasi Bulog karena selama ini perusahaan tersebut hanya menjadi lembaga yang memperluas impor pangan secara besar-besaran

27 Desember 2024 | 17.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta, Kamis, 21 November 2024. Tempo/Han Revanda Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Petani Indonesia (SPI) merespons rencana transformasi Perum Bulog menjadi lembaga otonom. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih sepakat dengan rencana transformasi perusahaan pelat merah tersebut. Menurut dia, transformasi Bulog penting untuk memperlancar distribusi pangan yang berasal dari dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami setuju transformasi Bulog diubah menjadi lembaga otonom, tetapi harus didasarkan pada prinsip kedaulatan pangan dan tidak berorientasi pada keuntungan semata,” ujarnya dalam acara konferensi pers yang diadakan secara daring, Jumat, 27 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Henri, selama menjadi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kerja-kerja Bulog hanya mengedepankan prinsip korporasi. Alih-alih menjalankan tugas kewajiban publik, dia menilai, Bulog justru menjadi lembaga yang memperluas impor pangan secara besar-besaran. “Kan kalau impornya sebesar ini bertentangan dengan tujuan swasembada pangan,” kata dia.

Meski demikian, Henri menuturkan, pihaknya tidak anti impor. Menurutnya, ia tak keberatan pemerintah melakukan impor bahan pangan selama memang dibutuhkan dan jumlahnya terkendali. Hal ini agar hasil panen petani dapat terserap dengan baik. Oleh karena itu, dia berharap, transformasi Bulog dapat mengakomodasi kepentingan petani tersebut.

SPI juga menyoroti kejelasan fungsi Bulog usai transformasi. Menurut dia, dengan format pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto yang menghadirkan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, penting untuk memperjelas peran dan fungsi masing-masing lembaga yang terkait. “Sekarang sudah ada Menko Pangan, Badan Pangan, ini dulu diperbaiki tentang tupoksi masing masing. Sehingga, kalau mau menempatkan bulog pada posisi apa? Ini perlu dirundingkan kembali,” ucap Henri.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyatakan transformasi kelembagaan Perum Bulog sebagai lembaga otonom telah direstui Presiden Prabowo Subianto. Setelah transformasi kelak, Bulog diharapkan menjadi lembaga yang kuat dan kinerjanya dapat mendorong tercapainya program swasembada pangan, pada 2027 mendatang.

“Karena kami ingin Bulog itu betul-betul kuat, tetapi juga bisa jalan. Jangan nanti kuat tapi enggak bisa jalan. Kami kuat tetapi juga bisa jalan,” tuturnya dalam konferensi pers usai rapat yang digelar di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan pada Jumat, 29 November 2024.

Kendati demikian, pihaknya belum bisa menjelaskan lebih mendetail terkait fungsi Bulog nantinya, akankah tetap mengurusi urusan komersial ataupun PSO. “Atau memang fungsinya tadi untuk stabilisasi? Seperti yang di India ya, seperti di India itu,” ujarnya. Begitu pula, terkait status kepegawaian dan kapan transformasi tersebut akan dirampungkan. “Lebih cepat lebih baik,” kata dia.

Hanin Marwah berkontribusi dalam artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus