Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dua Palagan Internet Rumahan

Tanpa inovasi, jumlah pelanggan fixed broadband Internet bakal berkurang seiring dengan tingginya penggunaan data Internet seluler.

7 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas melakukan perawatan jaringan internet di Perumahan Pondok Karya, Jakarta, 22 Februari 2021. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Penyedia Internet rumahan menghadapi persaingan di antara mereka sendiri dan dengan operator seluler.

  • Jumlah pengguna Internet rumahan naik pada masa pandemi Covid-19.

  • Internet rumahan kalah bersaing harga dengan data seluler.

JAKARTA – Penyedia fixed broadband Internet atau Internet berbasis sambungan tetap menghadapi persaingan keras di dua medan, yaitu dengan sesama mereka dan operator layanan data telepon seluler.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia, Nonot Harsono, mengatakan penyedia fixed broadband Internet harus terus berinovasi untuk mempertahankan pasar yang bertambah pada masa pandemi Covid-19. "Saat mobilitas masyarakat berangsur normal, penetrasi fiber to the home (FTTH) akan menurun," kata dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Nonot, penggunaan FTTH naik pada masa pandemi karena masyarakat cenderung berada di rumah. Penetrasi fixed broadband pada 2020 mencapai 15 persen, naik dari sebelumnya yang mencapai 12 persen dari 69 juta rumah tangga. Namun, kata Nonot, jumlah pengguna Internet rumahan bakal turun dan beralih ke telepon seluler setelah kondisi kembali normal. "Biaya mobile service lebih terjangkau dan bisa on-off kapan saja, sementara FTTH pembayarannya tetap."

Nonot memperkirakan jaringan Internet rumah tangga semakin ditinggalkan karena tarifnya cenderung lebih tinggi daripada data seluler. Sebagai perbandingan, biaya Internet rumahan mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta per bulan, sedangkan tarif data telepon seluler bisa separuhnya.

Tarif fixed broadband Internet yang rendah menjadi salah satu strategi yang digarap anak usaha PT PLN (Persero), PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), saat meluncurkan jaringan ICONNET. Tarif awal yang ditawarkan ICONNET lebih murah dibanding harga paket operator lain, seperti IndiHome yang dikelola PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Indihome mematok Rp 915 ribu per bulan untuk paket Internet berkecepatan 100 megabita per detik (Mbps) dan televisi berlangganan, sementara tarif ICONNET untuk layanan serupa Rp 594.273 per bulan. Namun fitur yang disediakan IndiHome lebih lengkap.

Ilustrasi Work From Home (WFH) selama pandemi Covid 19, 18 Ferbruari 2021. Tempo/Nurdiansah

Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira Adhinegara, menyarankan operator lebih saksama mengkaji pola permintaan pengguna Internet agar infrastruktur yang dikembangkan tepat sasaran. "Jangan hanya mengembangkan jaringan agar cepat. Mayoritas konsumen lebih butuh kestabilan."

Internet stabil, kata Bhima, tak hanya dibutuhkan konsumen media sosial, tapi juga pebisnis e-commerce serta untuk transaksi perbankan digital. "Jaringan 5G yang baru muncul pun akan segera dipakai dalam program industri 4.0."

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan PLN sudah memiliki infrastruktur pendukung, seperti tiang listrik, yang bisa dimanfaatkan untuk Internet rumahan. "Jadi, lebih gampang menambah jaringan Internet dibandingkan dengan layanan untuk pengguna baru IndiHome yang harus menunggu pemasangan tiang dulu."

Vice President Corporate Communication PT Telkom (Persero), Pujo Pramono, mengatakan industri fixed broadband padat modal dan teknologi. Dia memastikan pihaknya selalu mengoptimalkan inovasi dalam setiap layanan. Bisnis IndiHome kini disokong 8.253 teknisi pemasangan Internet. Ada juga 7.453 teknisi penanganan gangguan.

Pujo mengklaim IndiHome tak terganggu oleh penetrasi Internet seluler. Menurut dia, IndiHome sudah dipakai 8,02 juta pelanggan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 14,5 persen. "Kami optimistis jumlah pengguna dapat mencapai 9,6 juta hingga akhir 2021."

VINDRY FLORENTIN  | YOHANES PASKALIS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus