Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA -Kepala Seksi Kerja Sama dan Pengembangan Pengusaha Bandar Udara Kementerian Perhubungan, Arif Mustofa, mengatakan proyek pembangunan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat, menarik perhatian para calon investor. Menurut dia, bandara kedua yang dibangun dengan skema kemitraan pemerintah dan badan usaha (KPBU) itu cukup menjanjikan, meski digarap dari nol atau berstatus greenfield.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Proyek greenfield akan terbuka pada masukan dan kajian lebih lanjut," kata dia selepas market sounding proyek Bandara Singkawang, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan masa konsesi 32 tahun, pemenang proyek wajib mengerjakan berbagai kebutuhan, dari landasan pacu, apron, hingga pembangunan terminal kargo, sesuai dengan detail desain yang telah disepakati. Fase konstruksi akan dimulai pada 2021 dan ditargetkan selesai dalam dua tahun.
Merujuk pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), calon investor harus mengucurkan dana Rp 4,3 triliun untuk proyek tersebut. Anggaran itu terbagi atas belanja modal Rp 1,7 triliun dan sisanya untuk kegiatan operasional.
Menurut Arif, Bandara Singkawang akan menjadi pengumpan (spoke) utama bandara besar di sekitarnya, seperti Bandara Supadio di Pontianak yang berjarak 153 kilometer. Namun, kata dia, Bandara Singkawang memiliki potensi pendapatan usaha dan rute yang lebih menjanjikan bagi investor. "Sudah lebih dari 50 investor mengajukan letter of intent," ujar dia. Market sounding pertama dihadiri oleh 189 calon investor.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan peminat Bandara Singkawang berasal dari berbagai negara, seperti Prancis, Kanada, Korea, Jepang, dan Cina. "Kompetensi dan modal mereka dibutuhkan oleh pemerintah," ujar dia.
Di samping Bandara Singkawang, pemerintah juga mempercepat pembangunan Bandara Komodo di Nusa Tenggara Timur senilai Rp 3 triliun. Proyek bandara pertama dengan skema KPBU itu dimenangi konsorsium PT Cardig Aero Services Tbk, yang menggandeng Changi Airport International PTE LTD. Skema KPBU juga akan diterapkan pada pengembangan bandara lain, seperti Bandara Juwata di Tarakan (Kalimantan Utara) serta Bandara Bali Utara.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, mengatakan Bandara Singkawang dibangun di atas lahan seluas 151,54 hektare. Sejak 19 Juni, berdasarkan data desain bandara, pemerintah sudah memulai land clearing hingga 20 persen dari luas total kebutuhan lahan.
Chui Mie mengatakan Bandara Singkawang bakal menampung peningkatan wisatawan. Singkawang menjadi tujuan wisata menarik karena memiliki 20 obyek. "Kecepatan waktu tempuh sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan ekonomi Kota Singkawang," kata Chui Mie.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero), Devy Suradji, mengatakan pihaknya tidak ikut serta dalam proyek KPBU tersebut. Angkasa Pura I tengah menggenjot kinerja Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Kota Balikpapan, menjelang pemindahan ibu kota negara.
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DALE
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo