Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya ditutup stagnan di level Rp 14.485 per dolar Amerika Serikat, walaupun sempat menguat tipis 6 poin di sepanjang perdagangan. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu sentimen yang memengaruhi pergerakan kurs adalah dari eksternal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dolar melayang di dekat posisi terendah multi-minggu versus mata uang utama pada hari Selasa, dibebani oleh imbal hasil Treasury yang lemah, karena investor mengonsolidasikan posisi menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve minggu ini," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ibrahim mengatakan investor akan berfokus terutama pada prospek ekonomi Ketua The Fed Jerome Powell. Ia mengatakan para investor berharap tidak ada kejutan besar dalam keputusan bank sentral AS tersebut.
"Tidak ada perubahan kebijakan yang diharapkan ketika Komite Pasar Terbuka Federal mengakhiri pertemuan dua hari pada hari Rabu, tetapi pasar akan memperhatikan komentar dari Ketua Jerome Powell, yang kemungkinan akan menghadapi pertanyaan mengenai apakah kondisi yang membaik memerlukan penarikan moneter dan pelonggaran," ujar Ibrahim.
Sebagian besar analis, tutur Ibrahim, memperkirakan dia akan mengatakan pembicaraan seperti itu terlalu dini, yang dapat memberikan tekanan pada imbal hasil Treasury dan dolar.
Sementara itu, Ibrahim mengatakan permintaan barang modal buatan AS naik pada Maret dan pengiriman melonjak, menunjukkan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama karena bantuan pemerintah dan peningkatan tingkat vaksinasi COVID-19 memberi dorongan pada permintaan.
Di Asia, Bank of Japan juga akan mengeluarkan keputusan kebijakannya sendiri di kemudian hari, dengan bank sentral diharapkan untuk mempertahankan langkah-langkah stimulus besar-besaran dan inflasi juga diperkirakan akan meleset dari target 2 persen untuk tahun-tahun mendatang.
"Pengenaan keadaan darurat negara itu di prefektur Tokyo, Osaka, Hyogo dan Kyoto pada awal pekan untuk mengekang meningkatnya jumlah kasus COVID-19 juga membayangi pertumbuhan ekonomi baru-baru ini di belakang permintaan global yang solid," tutur Ibrahim.
Adapun di India, pemerintah setempat memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk membantu memerangi COVID-19 pada hari Senin, karena jumlah kasus mencapai 17,3 juta pada 27 April menurut data Universitas Johns Hopkins.
Sementara itu di dalam negeri, kata Ibrahim, pemerintah pusat terus melakukan pengawasan yang ketat wilayah DKI Jakarta yang saat ini mengalami peningkatan penularan kasus Covid-19 terutama terjadi pada klaster perkantoran. Penularan terjadi karena karyawan semakin mengabaikan dengan protokol kesehatan saat melakukan aktivitas di luar kantor seperti berbuka puasa bersama.
"Lonjakan di perkantoran terjadi karena di saat bulan Ramadhan pekerja seusai jam kerja cenderung melakukan kegiatan buka bersama di restoran, dimana di restoran tidak menggunakan masker saat berkumpul, juga tempat duduk tidak berjarak karena dianggap satu komunitas," tutur Ibrahim.
Berdasarkan hasil kajian, Ibrahim menuturkan perusahaan di DKI Jakarta masih disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti pekerja masih 50 persen WFH, serta pola shifting hanya 25 persen yang masuk.
"Selain itu, dijelaskan sejumlah karyawan yang sudah melakukan vaksinasi baik dosis satu dan dua pun masih terpapar Covid -19," kata dia. Hal itu lah yang menjadi sentimen nilai tukar rupiah ditutup stagnan.
CAESAR AKBAR