Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Janji Menteri Iftitah Sulaiman soal Transmigrasi Lokal Warga Terdampak PSN Rempang Eco City

Menteri Transmigrasi Iftitah berjanji masyarakat terdampak PSN Rempang Eco City akan tetap tinggal di Pulau Rempang

14 Februari 2025 | 15.25 WIB

Warga Rempang yang menolak PSN Rempang Eco City ikut berorasi dalam acara peringatan hari tani di depan DPR RI, Rabu, 25 September 2024. Foto: Istimewa
Perbesar
Warga Rempang yang menolak PSN Rempang Eco City ikut berorasi dalam acara peringatan hari tani di depan DPR RI, Rabu, 25 September 2024. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menjanjikan beberapa hal terkait dengan usulannya untuk melaksanakan transmigrasi lokal warga terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Adapun saat ini, PSN di Pulau Rempang, Kepulauan Rempang, itu masih terhambat karena konflik lahan dengan masyarakat masih terus terjadi.

Menurut Iftitah, konflik di Rempang terjadi karena masyarakat tidak mendapat hak yang sepadan, termasuk dalam rencana relokasi. Bahkan, mereka juga disebut-sebut sebagai bukan penduduk asli. “Ngapain kita harus rebutan dengan penduduk asli dan bukan penduduk tidak asli. Biarkan mereka menjadi tuan di rumahnya sendiri,” kata Iftitah saat ditemui Tempo usai rapat bersama Komisi V DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Kamis, 13 Februari 2025.

Oleh karena itu, melalui program transmigrasi lokal, Iftitah berjanji masyarakat terdampak PSN Rempang Eco City akan tetap tinggal di Pulau Rempang. Nantinya, Kementerian Transmigrasi akan membangun kawasan transmigrasinya. Iftitah pun berjanji masyarakat terdampak tetap akan mendapat hak atas rumah tinggal dan tanahnya. “Mereka insyaallah akan mendapat kesejahteraan yang lebih,” kata Iftitah. “Kami pastikan mereka mendapat pekerjaan atau manfaat dari proyek industri ini.”

Iftitah mengklaim transmigrasi lokal tidak hanya menjadi solusi atas konflik agraria yang terjadi di Pulau Rempang. Ia menyebut program ini turut menjawab persoalan tentang penciptaan lapangan kerja. Pasalnya, menurut Iftitah, melalu investasi awal senilai Rp 198 triliun di Rempang Eco City, aka nada 57 ribu tenaga kerja yang terserap. Kemudian saat pabrik pengolahan pasir silika beroperasi, kebutuhan tenaga kerjanya bisa mencapai 82.500 orang.

Untuk itu, Kementerian Transmigrasi akan memberi pendampingan dan pelatihan kepada warga begitu transmigrasi lokal dilaksanakan. Harapan Iftitah, masyarakat terdampak bukan hanya bisa menjadi pekerja kasar. Bahkan, Politikus Partai Demokrat itu tidak menutup kemungkinan memberi beasiwa kepada generasi muda di Rempang agar kemampuannya bisa menjawab kebutuhan industri di level manajemen.

Kementerian Transmigrasi menurutnya sedang fokus pada transformasi transmigrasi yang mengedepankan pengembangan sumber daya manusia. “Kami berharap kualitas transmigran meningkat. Kalau pendidikan bagus, kesejahteraan meningkat,” ujar eks ajudan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Adapun sebelumnya, Iftitah menyampaikan usulan transmigrasi lokal warga terdampak Rempang Eco City dalam forum rapat bersama Komisi V DPR RI, Kamis, 13 Februari 2025. Selanjutnya, ia akan menyampaikan gagasannya kepada Presiden Prabowo Subianto. Bila kepala negara merestui, purnawirawan TNI itu akan segera ke Rempang untuk mulai merealisasikan program ini. “Pokoknya (kalau usulan) saya diterima Presiden, beliau go, saya pastikan akan ngantor di Rempang,” kata Iftitah.

Pilihan Editor: Paradoks Pemangkasan Anggaran, Fitra Rekomendasikan Prabowo Kurangi Jumlah Kementerian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus