Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jasa Pengiriman Bersiap Tingkatkan Layanan

Pemulihan permintaan logistik tergantung daya beli masyarakat.

2 Juni 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas mempersiapkan barang yang akan dikirim melalui PT Pos Indonesia di Kantor Pos Jakarta Pusat, 19 Mei 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pelaku logistik masih harus beradaptasi dengan kebijakan normal baru lokal di tiap daerah.

  • Pengusaha akan menerapkan model bisnis bertahan pada awal normal baru.

  • Trafik pengiriman paket pada awal era tatanan baru belum akan melebihi puncak Ramadan.

JAKARTA – Para penyedia jasa pengiriman barang bersiap meningkatkan layanan menjelang pemberlakuan rencana penormalan aktivitas bisnis pada masa pandemi. Ketua Bidang Organisasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Trian Yuserma, mengatakan pengusaha barang yang selama ini aktivitasnya tak dibatasi sudah lebih terbiasa menerapkan protokol kebersihan saat bekerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sejak awal kami termasuk dalam sebelas bidang yang diizinkan tetap beroperasi. Jadi, saat new normal kami tinggal menyesuaikan diri,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, pelaku logistik masih harus beradaptasi dengan kebijakan normal baru lokal di tiap daerah yang bisa saja beragam. Namun Asperindo sudah memiliki protokol internal untuk bekerja sambil mencegah penularan wabah. “Kami juga berharap pemulihan kegiatan pemerintah dan korporat bisa memulihkan pengiriman di sektor government to government maupun antar-pebisnis,” kata Trian.

Manajemen PT Satria Antaran Prima (SAP) Express Tbk, penyedia logistik berbasis Android, memperkirakan pembukaan aktivitas di awal tatanan baru akan menggenjot volume pengiriman hingga 10 persen. Direktur Utama sekaligus pendiri SAP Express, Budiyanto Darmastono, mengatakan angka itu berpotensi meningkat secara bertahap, tapi masih akan bertumpu pada jenis industri yang tingkat permintaannya tinggi. “Misal e-commerce, perbankan, atau bisnis alat berat karena kontraktor juga mulai memulihkan kegiatan,” ucapnya.

Adapun Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita, mengatakan perusahaan logistik masih akan menerapkan model bisnis bertahan alias survival mode pada awal normal baru. Investasi baru masih akan ditahan lantaran belum ada proyeksi bahwa aktivitas logistik akan naik secara siginifikan.

“Mungkin baru aktif lagi setelah 1-2 bulan setelah penerapan new normal. Itu pun tetap berbeda dengan masa normal pada tahun lalu,” ucap Zaldy. Dia menyebutkan pemulihan industri akan tergantung daya beli masyarakat. “Sekarang daya beli sedang menurun sangat tajam, sehingga barang yang ada di dalam gudang tidak bergerak banyak.”

Meski tak terhalang pembatasan sosial berskala besar, ALI mencatat kinerja logistik tetap anjlok 70 persen semasa Ramadan dan Lebaran 2020 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini merata di segmen pengiriman jarak jauh, baik melalui moda darat maupun udara. Menurunnya tren pemberian parsel dari perusahaan besar kepada karyawan menjadi salah satu alasannya. Adapun tren pengiriman barang jarak dekat naik, tapi volumenya sangat kecil dan belum mendongkrak angka kumulatif pertumbuhan angkutan barang.

Elena, dari Public Relations J&T Express, mengatakan entitasnya juga belum akan langsung menggenjot layanan secara besar-besaran pada masa awal normal baru. Pasalnya, trafik pengiriman paket pada awal era tatanan baru diprediksi belum melebihi peak season Ramadan lalu. Saat itu, perusahaan bisa melayani 3 juta paket per hari, sementara pada hari normal hanya 1 juta paket.

FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DALE


Beradaptasi dengan Layanan Barang

Kinerja pengiriman barang dan layanan logistik diproyeksi bisa pulih bertahap seiring dengan dibukanya aktivitas bisnis pada era normal baru. Namun, jauh sebelum rencana ini muncul, berbagai entitas sudah mulai berinovasi agar bisa bertahan. Berikut ini sejumlah contohnya.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sempat menerapkan pola operasi ekonomis saat tak ada penumpang. Layanan 28 unit kapal per hari di trayek Merak-Bakauheni dipangkas hingga hanya 18 kapal, dengan kapasitas yang dipadatkan khusus untuk kendaraan kargo. Perusahaan menutup sementara dua dari enam dermaga dan menyesuaikan jadwal kepelabuhanan dengan pergerakan kapal logistik di rute potensial.

Anak usaha PT Angkasa Pura I (Persero), Angkasa Pura Logistik, menambah layanan penerbangan khusus kargo dengan menyewa pesawat, kru, dan mekanik maskapai PT Pelita Air Service. Dengan tambahan empat flight per pekan, perusahaan kini melayani 10 penerbangan khusus kargo setiap pekan. Rute kargo yang dilayani dari Jakarta ke sejumlah hub, seperti Ujung Pandang, Balikpapan, Medan, Batam, dan Makassar.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) memaksimalkan pengoperasian kereta barang di Sumatera untuk distribusi bahan bakar, bahan baku kertas, dan semen. Di Jawa, perusahaan memiliki 60 stasiun yang dilalui jalur barang. KAI kini mengembangkan layanan kargo Rail Express untuk membawa bahan pokok dan buah, termasuk telur, salah satunya dari Blitar (Jawa Timur) langsung ke Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta.

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sempat mengoptimalkan rute penumpang antarkota untuk bisnis kargo. Sebelum dibukanya penerbangan pengecualian yang mewajibkan persyaratan dokumen, Garuda sempat memodifikasi 26 pesawat penumpang untuk keperluan kargo untuk rute dalam dan luar negeri. Kabin pesawat komersial diatur untuk menaruh barang kiriman.

YOHANES PASKALIS PAE DALE | SUMBER: RISET, WAWANCARA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus