Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jatuh Bangun Akomodasi Online

Aspek kesehatan menjadi kunci promosi pelesiran.

30 Juli 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hotel Reddoorz di kawasan Salemba, Jakarta, 12 Februari 2020. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Layanan tes corona bisa digabungkan dengan reservasi tiket pesawat.

  • Untuk memenuhi protokol kesehatan, Oyo menjalin kerja sama bisnis dengan Unilever di India.

JAKARTA – Kepala Eksekutif Traveloka Ferry Unardi tak bisa memungkiri bila wabah corona menekan kegiatan operasional perusahaan cukup signifikan. Terbatasnya aktivitas masyarakat akibat pemberlakuan protokol kesehatan—baik yang diatur pemerintah maupun dilakukan secara mandiri—menyebabkan tingkat hunian hotel turun ke level terendah. Meski Indonesia dan Malaysia masih berada di tahap awal pemulihan, Fery yakin fenomena tersebut memperlihatkan momentum menjanjikan.

“Kami paham sektor ini mungkin akan mengalami turbulensi lanjutan dengan adanya gelombang Covid-19 berikutnya, tapi kami siap menghadapi tantangan ini,” kata Fery, kemarin.

Untuk bisa meyakinkan masyarakat kembali berpelesiran, Ferry mengatakan, entitasnya bakal menjamin semua protokol kesehatan akan dijalankan. Layanan tes corona, misalnya, bisa digabungkan dengan reservasi tiket pesawat. Begitu juga dengan fleksibilitas konsumen dalam mereservasi waktu tiba yang bisa disesuaikan.

Traveloka baru saja mengumumkan kepercayaan dari para investornya dengan adanya suntikan dana baru senilai Rp 3,6 triliun. Ferry mengatakan pendanaan ini akan memperkuat upaya Traveloka untuk bangkit dengan tetap memberdayakan mitra dan semua pemangku kepentingan.

Tak hanya Traveloka, penyedia sistem manajemen perhotelan digital seperti Oyo Rooms juga mengalami hal serupa. Pekan lalu, Oyo pusat di India menjalin kerja sama bisnis dengan Unilever untuk menyediakan alat sanitasi untuk memenuhi protokol kesehatan wabah corona. Manajemen Oyo Hotels dan Homes Indonesia menyatakan tak menutup kemungkinan kebijakan tersebut juga segera diterapkan di Indonesia.

Ihwal okupansi, Country Head Emerging Business Oyo Hotels and Homes Indonesia, Eko Bramantyo, mengatakan pada Maret okupansi hotel mitra Oyo rata-rata turun hingga 60 persen. Adapun transaksi reservasi segmen business to business jeblok hingga 90 persen pada Maret lalu. “Bisnis penunjang seperti penerbangan juga drop. Itu faktor yang tidak bisa dipinggirkan,” ujar Eko. Tapi ia yakin peluang di saat masa pandemi seperti ini tetap terbuka—terutama jika melihat perubahan tren para pelancong.

Pemerintah menyatakan bakal mengedepankan pembenahan sektor pariwisata sebagai sektor prioritas untuk menangani wabah corona. Pembangunan situs pariwisata prioritas, seperti Mandalika dan Danau Toba, dipastikan terus berjalan. Kementerian Perhubungan tengah berupaya agar pelonggaran administrasi seperti surat izin moda transportasi udara dihapuskan. Perjalanan dinas bagi aparat sipil negara juga sudah dibuka Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sejak awal Juli.

Maskapai Grup Lion Air, hingga kemarin, terus menambah titik bagi penumpang untuk melakukan pendeteksian dini corona (rapid test) menjadi 40 titik keberangkatan. “Agar mempermudah penumpang bisa memperoleh salah satu kelengkapan penerbangan sesuai ketentuan dan dengan harga terjangkau,” kata juru bicara Lion Air, Danang Prihantoro. Maskapai berbiaya murah lainnya, yakni Citilink, bahkan berani memberi promo gratis rapid test, meskipun dengan jumlah yang terbatas, agar bisa mendongkrak okupansi penumpang.

Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengatakan industri penerbangan dan perhotelan memiliki batasan okupansi minimal 60 persen dan 50 persen untuk bisa bertahan dalam krisis. Tapi, untuk meningkatkan okupansi tersebut, kepastian aspek kesehatan bagi pelancong juga dierlukan. “Memang tidak bisa dipaksakan juga. Tetap saja ada orang yang masih takut, kecuali sudah ada vaksinnya.”

ANDI IBNU | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Jatuh Bangun Akomodasi Online

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus