Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut belanja pemerintah menjadi instrumen yang dapat dijadikan daya ungkit untuk memulihkan ekonomi di saat krisis seperti saat ini akibat pandemi Covid-19.
“Dalam situasi krisis seperti ini belanja pemerintah menjadi instrumen untuk daya ungkit,” ujar Presiden dalam Rapat Terbatas secara virtual tentang Rancangan Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 28 Juli 2020.
Dalam rapat tersebut, dia mengatakan APBN tercatat hanya berkontribusi kurang lebih 14,5 pada PDB negara.
Kepala Negara mengatakan sektor swasta dan UMKM dapat dipulihkan kembali dengan stimulus.
“Mesin penggerak ekonomi ini harus diungkit dari APBN kita yang terarah dan tepat sasaran,” kata dia.
Ia juga menekankan pentingnya untuk tidak melupakan agenda-agenda besar dan strategis bagi bangsa ini, ,eskipun saat ini bangsa Indonesia masih dihadapkan pada situasi krisis dan sulit akibat pandemi Covid-19.
“Terutama agar kita keluar dari middle income trap dan sejak 1 Juli Indonesia telah masuk meraih predikat aktor middle income country tapi untuk keluar dari middle income trap ini masih besar dan panjang,” kata Jokowi.
Pemerintah bersiap untuk melakukan langkah extraordinary untuk mendorong pemulihan ekonomi kuartal tiga dan empat 2020. Dengan belanja pemerintah secara besar-besaran ini diharapkan pemerintah bisa menghadapi ancaman resesi yang bakal datang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sehingga permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers penempatan dana di Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini