Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jualan GO-JEK di Pasar Regional

Go-Jek meresmikan operasinya di Vietnam. Menantang dominasi Grab di Asia Tenggara.

14 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI masih pagi. Tapi jalanan Kota Hanoi, Vietnam, sudah padat, Rabu pekan lalu. Mirip situasinya dengan jalanan Jakarta pada hari kerja. "Bedanya, orang di sini suka membunyikan klakson," kata Ameidyo Daud, salah satu jurnalis Indonesia di Vietnam. Di tengah keramaian, puluhan pengemudi Go-Viet dengan kelir dominan merah menembus jalanan kota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pagi itu adalah hari pertama Go-Viet mengaspal di Hanoi. Bersama sepuluh jurnalis lain dari Jakarta, Tempo menjajal Go-Jek versi Vietnam itu berkeliling kota. Melaju di lajur kananmobil-mobil Vietnam menggunakan kemudi kirikami mampir ke sejumlah tempat, seperti Taman Co Tan di Distrik Hoan Kiem, dan mengelilingi Danau Hoan Kiem, landmark Kota Hanoi. "Nanti, setelah peluncuran, Anda sudah bisa memesan Go-Viet," ucap Nguyen Vu Duc, co-founder dan Chief Executive Officer Go-Viet, di Restoran Dai Hai, Hanoi, Rabu pagi pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Go-Viet adalah bentuk Go-Jek di Vietnam dengan dua layanan utama, yaitu Go-Ride dan Go-Send. Layanan lain seperti Go-Jek di Indonesia akan menyusul kemudian. Go-Viet sudah sejak awal Agustus lalu beroperasi di Ho Chi Minh, pusat bisnis sekaligus kota terbesar di Vietnam. Namun peresmian operasi Go-Viet, yang sekaligus menandai ekspansi pertama Go-Jek ke luar negeri, baru dilakukan pada Rabu pekan lalu, bertepatan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo ke World Economic Forum di Hanoi.

Presiden sempat mampir ke Hotel Melia, lokasi peresmian Go-Viet, pada Rabu siang. Sejumlah menteri tampak mendampingi, seperti Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Beberapa pengusaha juga hadir, di antaranya Anindya Bakrie serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Roeslani.

Tidak ada kata dari Jokowi ketika ia naik ke atas panggung. Namun pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, sempat membuat vlog bersama Jokowi seusai peresmian Go-Viet. Jokowi dalam vlog tersebut mengucapkan selamat kepada Nadiem. "Go-Jek sudah masuk Vietnam. Ini artinya teknologi anak-anak bangsa diterima negara lain," ujarnya.

l l l

SATU-dua pengemudi Grab sempat berpapasan dan menyalip ketika rombongan jurnalis Indonesia menjajal Go-Viet di jalanan Hanoi, Rabu pagi pekan lalu. Pengemudi yang membawa Tempo, Hieu Nguyen The, 25 tahun, tetap tenang melewati kepadatan kota. Sebelum menjadi pengemudi Go-Viet, Hieu bekerja di pertambangan. Rabu pekan lalu adalah hari pertama Hieu menarik Go-Viet. Saat kami sampai di Restoran Dai Hai, Distrik Hoan Kiem, pengemudi Grab makin banyak terlihat. Mereka di antaranya bergerombol di Taman Co Tan, yang berada di seberang restoran, sambil menunggu order.

Kedatangan Go-Jek ke Vietnam menandai makin luasnya arena pertarungan Go-Jek dan Grab. Sejak Uber dan Grab bergabung di Asia Tenggara, pasar ride-hailing regional praktis dikuasai Grabkecuali di Indonesia. Mengacu pada laporan terakhir Google, Go-Jek dan Grab, serta operator lain, akan berebut pasar senilai US$ 20 miliar di kawasan ini pada 2025.

Nikkei Asian Review melaporkan, dua bulan sejak merger Grab dan Uber pada April lalu, pemerintah Vietnam terus mendorong sejumlah platform baru sebagai pesaing Grab. Vietnam mengundang pemain asing dan lokal, termasuk operator taksi yang sudah ada, masuk ke pasar ride-hailing Negeri Paman Ho.

Pada awal Juni lalu, Aber mencoba menggoyang dominasi Grab di Ho Chi Minh. Aber dikembangkan para pemuda Vietnam yang baru pulang studi dari Jerman. Ada juga Fastgo, aplikasi milik Mpos Vietnam Technology, yang menawarkan layanan taksi dan limusin di Ho Chi Minh. Pemain lain, Vato, yang dimiliki perusahaan transportasi Vietnam, Phuong Trang, juga sudah beroperasi sejak Juni di kota itu.

Grab beroperasi di Vietnam sejak empat tahun lalu. Maka kehadiran Go-Viet menjadi kabar gembira buat konsumen di sana. "Saya menunggu apa saja promo Go-Viet nanti," tutur Minh Lai, warga Hanoi.

Minh mengatakan konsumen di Vietnam kritis dalam soal harga. Minh bercerita, seorang temannya memasang banyak aplikasi ride-hailing. Dia akan menggunakan aplikasi tertentu berdasarkan harga yang ditawarkan saat itu. Seperti di Indonesia, tarif di Vietnam akan naik saat lalu lintas sedang padat.

Nguyen Vu Duc mengakui perilaku pasar Vietnam tersebut. Harga masih menjadi penentu pilihan konsumen. Namun, menurut Duc, kompetisi di semua sektor tak bisa dihindari. "Justru bagus bagi pasar kalau ada opsi," katanya.

Kendati masuk ke Vietnam belakangan, Nadiem Makarim mengatakan, Go-Viet siap bersaing. Nadiem mengklaim, hanya dalam dua bulan operasi di Ho Chi Minh, Go-Viet telah merebut 35 persen pasar ride-hailing di kota itu. "Sekarang sudah ada 25 ribu pengemudi terdaftar di Go-Viet," ujar Nadiem. "Ini luar biasa sekali."

Isu persaingan inilah yang membuat Nadiem mempelajari betul peluangnya di negara lain. Berkaca pada kesuksesan Go-Jek di dalam negeri, Nadiem akhirnya memilih menciptakan merek baru di Vietnam, Go-Viet. "Kami sukses bukan hanya karena produk dan pemasaran, tapi merek kami benar-benar dimiliki oleh bangsa," ucapnya.

Warna khas hijau Go-Jek diganti menjadi merah, warna dominan bendera Vietnam. Di bagian lengan kanan jaket pengemudi pun tertempel sablon bendera negara itu. "Kami ingin satu perusahaan yang sangat bercita rasa lokal," tutur Nadiem.

Keputusan membawa merek baru ini mendatangkan dampak pada struktur perusahaan. Duc mengungkapkan, Go-Viet bukanlah unit bisnis Go-Jek di Vietnam. Tapi Go-Viet adalah perusahaan Vietnam yang mendapat sokongan penuh berupa teknologi dan pendanaan dari Go-Jek. "Go-Jek adalah partner strategis kami," kata Duc.

Sebagian saham Go-Viet dimiliki Go-Jek, sebagian lagi dipegang perusahaan Vietnam. Namun Nadiem enggan menyebutkan porsi masing-masing. Menurut Nadiem, selain sebagai strategi perusahaan, langkah membagi kepemilikan saham Go-Viet bertujuan menaati aturan pemerintah Vietnam. "Kerja sama kami jangka panjang. Kami 100 persen mendukung modal dan teknologi Go-Viet," ujar Nadiem.

Menteri Komunikasi Rudiantara menyebut keputusan Go-Jek menggandeng mitra lokal di pasar Vietnam sebagai langkah cerdas. Menurut Rudiantara, pihak yang mengetahui pasar setempat adalah orang lokal. Selain itu, kongsi tersebut memenuhi syarat pemerintah setempat. "Kalau ada perusahaan digital asing ke Indonesia, kita juga berharap mereka bermitra dengan perusahaan Indonesia. Ini juga berlaku di luar negeri," ucapnya.

Bagi Nadiem, Vietnam adalah pasar sempurna untuk memulai ekspansi Go-Jek di Asia Tenggara. Di antara negara Asia Tenggara lain, kata Nadiem, populasi penduduk Vietnam cukup besar, yakni 100 juta jiwa lebih. Penetrasi kepemilikan telepon seluler pintar di sini pun tinggi. Selain itu, rasio kepemilikan sepeda motor dan mobil di Vietnam sama. "Enggak ada yang ngalahin rasionya," tutur Nadiem. "Pemerintah di sini juga mendukung. Perfect market untuk memulai ekspansi."

Setelah beroperasi di Vietnam, Go-Jek segera mengaspal di jalanan Bangkok, Thailand. Di Thailand, Go-Jek bakal berubah menjadi GET dan menggunakan warna dominan kuning, warna kerajaan Thailand. Adapun langkah di Singapura dan Filipina masih didiskusikan dengan pemerintah setempat. "Kami sedang bicara dengan menteri transportasi kedua negara tersebut," ujar Andre Soelistyo, co-founder Go-Jek. Strateginya tetap: Go-Jek di kawasan regional akan hadir dengan cita rasa lokal.

Khairul Anam (Hanoi)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus