Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Juara Baru Dari Ciherang

Para petani insus di ciherang cukup berhasil, produksinya melonjak bersifat ganda. hasil per hektar 8,8 ton sampai 12,88 ton.

13 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA petani masih menuai padi di persawahan Kampung Ciherang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung pekan lalu. Sekalipun upacara panen raya yang di buka Gubernur Aang Kunaefi sudah selesai 4 September. Biasanya musim panen di areal sawah 82 Ha itu, di Desa Kiangroke dan Kamasan, 800 meter di atas permukaan laut, tak lebih dari dua hari. Sekarang, "kami kekurangan tenaga," kata H. Zakaria, 65 tahun, petani dasus di Ciherang kepada Hasan Syukur dari TEMPO. Intensifikasi Khusus (Insus) nampaknya memang membawa keajaiban. Kalau di Desa Yosomulyo (Banyuwangi) produksi bisa mencapai 11,9 ton per hektar di Ciherang melonjak antara 8,8 ton sampai 12,88 ton. Terdiri dari jenis variasi unggul tahan wereng (VUTW) IR 36 dan IR 38. Sebelum Insus produksi padi jenis lokal yang tak tahan wereng tapi enak rasanya itu, paling banyak hanya empat ton per hektar. H. Masykur, 67 tahun, ketua panitia Insus di sana bisa memaklumi kalau sementara pengamat beranggapan prestasi di Ciherang sebagai "fantastis". Juga aktif sebagai Koordinator Perkumpulan Petani Pemakai Air (P-3A) Ciherang, Masykur malah beranggapan, adalah "mustahil" rekor yang dipecahkan di Ciherang itu. "Ini bila orang menghitung per hektar," katanya. "Perhitungan yang begitu memang belum dikurangi dengan pematang dan dan selokan yang tidak ditanami padi." Lalu? "Ya, perhitungan hasil Insus di sini memakai sistem ubinan," katanya. Yakni, dari hasil tiap 2,5 x 2,5 meter. Namun begitu, petani itu mengakui produksi sehebat itu juga disebabkan sudah berjalannya irigasi tertier di Ciherang yang diketuainya. "Sebelum adanya tertierisasi paling sedikit tiga hektar sawah di sini gamblung (tak bisa ditanami) karena kekurangan air," ujarnya. Proyek tertier itu selesai dibangun pada akhir 1979. Menelan Rp 45 juta, hasil padat karya penduduk itu, menurut Masykur, bisa mengairi sawail seluas 1.172 hektar di sembilan desa di Kecamatan Banjaran dan Kecamatan Pamempeuk. Ketepatan memberi air itu yang ternyata penting bagi sawah Insus. Sebab, seperti kata seorang petani di Banjaran, sawah Insus yang padat pupuk itu bisa mengeras kalau kurang diari. Satu hektar sawah Insus minimal membutuhkan enam ton pupuk, dua ton lebih banyak dari sawah Bimas. Tapi yang menarik adalah letak Ciherang sendiri, yang diapit oleh dua jalan raya Banjaran Pengalengan dan Banjaran Soreang. Letak yang strategis begitu boleh dibilang dimiliki setiap daerah Insus, sehingga perhatian pun bisa lebih ditumpahkan ke sana. Dasep Kartika, 45 tahun, Ketua Hmpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bandung, termasuk yang pro Insus. Dipilihnya Ciherang, menurut: Dasep, datang dari HKTI Kabupaten Bandung, ketika diminta membuat usulan proyek Insus. Toh tokoh I HKTI itu merasa was-was juga. "Bila gagal mau dikemanakan muka kami," katanya pekan lalu kepada TEMPO. Kini yang menjadi masalah bagi proyek Insus itu, terutama yang berhasil baik, adalah mempertahankan reputasi mereka. Kalau Ciherang sudah mampu memproduksikan sampai 11,9 ton per Ha, orang-orang seperti Zakaria, Masykur dan Dasep tentu tak ingin melihat ,produksi yang berikutnya akan lebih kurang dari yang sekarang. Malca benar juga apa yang dikatakan Sampan Endo Sasmito, petani Insus dari Desa Yosomulyo yang memenangkan lomba Insus tahun ini. "Kalau dengan Insus produksi bisa naik, itu semata-mata karena pelaksanaan teknis tanamanya serba tepat: Pemberian pupuknya, umur bibit dan airnya selalu tepat jadwal." Dan yang memikirkan ketepatan itu, seperti kata Sampan, adalah para pengurus Insus, jadi bukan masing-masing petani yang terlibat dalam proyek Insus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus