Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Phnom Penh - Pemerintah Kamboja menyatakan tertarik belajar dari Indonesia mengenai cara-cara memproduksi barang atau produk halal seiring dengan peningkatan permintaan jenis produk tersebut di pasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Simak: Sebut Nama Soekarno, Sandiaga Ajak Rusia Kerja Sama Produk Halal
"Ada sekitar lima persen warga muslim di Kamboja, sehingga pemerintah Kamboja melihat ada kecenderungan permintaan produk halal itu semakin meningkat," kata Duta Besar RI untuk Kamboja Sudirman Haseng kepada Antara, di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu 16 Februari 2019
Menurut Sudirman, Kamboja memandang Indonesia sebagai negara contoh yang potensial untuk belajar dan bekerja sama dalam menghasilkan produk-produk halal di Kamboja.
"Kamboja ingin citranya berubah walaupun negara dengan penduduk mayoritas Budha, tetap bisa memproduksi makanan dan minuman halal," ujar dia.
Kata Sudirman, Kamboja melihat adanya tren peningkatan permintaan produk-produk halal di tingkat regional dan global.
"Ada niat yang cukup kuat dari Pemerintah Kamboja untuk dapat memproduksi beberapa produk halal dalam rangka meningkatkan ekspor Kamboja ke luar, terutama ke negara-negara Timur Tengah," ungkap Sudirman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk itu, Pemerintah Kamboja berkeinginan mengirim warganya ke Indonesia untuk mengikuti pelatihan dasar tentang cara-cara menghasilkan dan mengembangkan produk halal. Selanjutnya, Pemerintah Kamboja pun meminta bantuan infrastruktur awal untuk dasar-dasar produksi halal, SOP, organisasi, dan cara mengembangkan kerja sama untuk produk halal.
"Beberapa produk halal yang Kamboja akan coba produksi, terutama minuman dan juga makanan, salah satunya produk ikan," lanjutnya.