SEBELUM terjadi paceklik listrik, Indonesia termasuk pilihan utama bagi investor asing. Gara-gara terbatasnya pasok listrik, kini Indonesia agak tersisih. Tapi para investor industri belum mau mundur. Areal seluas 2.000 ha di Bekasi, dalam waktu singkat, akan disiapkan mereka jadi "Bekasi Industrial Estate City" (BIEC). "Jika jatah PLN tak cukup kita sudah mempersiapkan power plant," kata Wisnu Lohanatha, Direktur Eksekutif PT Gunung Cermai Inti, developer BIEC. Total investasinya sebesar US$ 1,5 milyar, dengan kepemilikan terbagi pada Lippo Group (49%), Kalbe Group (30%), dan yang lain-lain (21%). Kelancaran pembangunan proyek itu ikut ditentukan oleh tiga perusahaan besar: Sumitomo (Jepang), Hyundai (Korea Selatan), dan grup pengusaha dari Taiwan. Sumitomo menggarap 310 ha, Hyundai dan Federasi Industri Taiwan masing-masing 200 ha. Dan mereka jugalah yang akan memasarkan BIEC. Kawasan industri itu diperkirakan selesai dalam lima tahun, tapi infrastrukturnya -yang dikerjakan Sumitomo -siap pakai tahun depan. Proyek yang digarap Hyundai sudah ditempati empat pabrik, selain sepuluh perusahaan yang sudah committed, dan akan menyewa 40% dari seluruh areal. Pasok air untuk BIEC diambil dari Sungai Cikarang, yang diolah lebih dulu. Limbah dari 500 pabrik yang berlokasi di situ akan diolah secara terpusat, dengan biaya Rp 50-60 milyar. Memang tak murah, tapi sangat penting. Apalagi kawasan itu sudah lengkap dengan hotel, apartemen, toko, dan rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini