Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemarau Panjang, 684 Hektar Padi di Sampang Puso

Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, Jawa Timur mencatat ratusan hektar areal tanaman padi di 14 kecamatan terdampak kemarau panjang.

16 Agustus 2019 | 18.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sampang - Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, Jawa Timur mencatat ratusan hektar areal tanaman padi di 14 kecamatan terdampak kemarau panjang. Hingga Agustus 2019, Dinas Pertanian mencatat 899 hektar lahan pertanian di kabupaten itu rusak bahkan puso atau gagal panen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sampang Suyono merinci dari 899 hektar itu sebanyak 176 hektar di antaranya rusak ringan, 60 hektar rusak sedang dan 15 hektar rusak berat dan 684 hektar sisanya telah gagal panen atau puso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, Suyono mengklaim bila dibandingkan tahun 2018, luas areal padi yang terdampak kemarau jauh menurun. "Tahun lalu, lebih dari 1000 hektar," kata dia, Jumat, 15 Agustus 2019.

Menurut Suyono, areal padi yang puso terpusat di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Jrengik, kota Sampang, Torjun dan Kedungdung. Petani di Jrengik paling sengsara karena lahan puso di kecamatan itu adalah yang terbesar mencapai 560 hektar.

"Lahan yang puso sifatnya tadah hujan, irigasinya bergantung curah hujan," ujar dia.

Fadil, petani di Kecamatan Jrengik, mengatakan tanaman padinya yang puso adalah padi yang ditanam padi masa tanam ketiga. "Sudah dua kali panen, karena saat itu masih hujan, ditanamilah untuk yang ketiga dan ternyata sudah kemarau," ungkap dia.

Dia berharap Pemkab Sampang menggalakkan pembuatan sumur pompa di lahan-lahan tadah hujan agar saat kemarau tiba, areal pertanian masih bisa diairi.

"Untuk pompanisasi sudah kami usulkan ke kementerian Pertanian," kata Suyono menanggapi usulan petani tersebut.

Namun, selama usulan itu belum terealisasi, Suyono berharap petani lebih bijak membaca cuaca. Misalnya menanam padi terakhir di masa akhir musim penghujan yaitu April. Dan lahan yang ditanami pun hanya areal yang dekat sumber air dan irigasi.

"Supaya saat terjadi kemarau panjang, padinya mudah dialiri air karena berakhirnya musim kemarau di Sampang selalu lebih akhir dibandingkan daerah lainnya,” ungkap dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus