Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenhub Kirim Lima Unit Bus Air ke Kabupaten Asmat Papua

Lima unit bus air bantuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah tiba di Agats, Ibu kota Kabupaten Asmat, Papua.

3 Januari 2021 | 10.26 WIB

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi dibantu petugas memeriksa tiket bus di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Kamis, 31 Desember 2020. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengunjungi Terminal Terpadu Pulo Gebang guna menijau kesiapan angkutan libur panjang Natal dan Tahun Baru 2020 serta meluncurkan aplikasi pemesanan tiket bus digital yakni Jaket Bus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi dibantu petugas memeriksa tiket bus di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Kamis, 31 Desember 2020. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengunjungi Terminal Terpadu Pulo Gebang guna menijau kesiapan angkutan libur panjang Natal dan Tahun Baru 2020 serta meluncurkan aplikasi pemesanan tiket bus digital yakni Jaket Bus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Lima unit bus air bantuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah tiba di Agats, Ibu kota Kabupaten Asmat, Papua. Kelima bus diangkut menggunakan kapal kontainer KM Victory 8.

Manager SDM dan Umum PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merauke Rosso Wijokongko, mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan proses administrasi agar kelima bus air segera dapat beroperasi.

"Puji Tuhan lima bus air ini telah sampai di Kota Agats dan akan disiapkan segala administrasi agar dipercepat beroperasi di perairan Kabupaten Asmat," kata Rosso, melalui laman Pemkab Asmat, Minggu 3 Januari 2020.

Rosso menjelaskan, bus air ini memiliki panjang 11 meter, lebar 3,1 meter dan tinggi 1,2 meter. Setiap bus air ini memiliki dua mesin berkekuatan 100 PK dengan kapasitas 17 penumpang.

"Lima bus air ini adalah bantuan Kemenhub RI, dan komitmen Pemda Asmat untuk menghadirkan kelima bus air di Kabupaten Asmat ," ujar Rosso.

Bus air ini nantinya akan dikelola PT Angkutan Sungai Danau Penyebarangan (ASDP) Indonesia Ferry Merauke Cabang Agats, dan bekerja sama dengan Pemkab Asmat melalui Dinas Perhubungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Rosso, 90 persen aktivitas masyarakat dari kampung ke Ibu Kota Agats, ataupun ke distrik lainnya melalui jalur sungai.

Ia berharap kehadiran lima bus air bantuan pemerintah itu dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Salah satunya, memudahkan masyarakat saat ingin berjualan hasil alam mereka dari kampung ke kota," katanya.


Sebelumnya Kabid Angkutan Sungai dan Darat Dinas Perhubungan Asmat Maichel N. Womsiwor menyampaikan rute kelima bus air tersebut.

Rute lima bus air nantinya berpotensi di Kabupaten Asmat yakni Agats-Ayam-Ketew, Warse-Amborep, Agats-Yosakor, Agats-Jinak, dan Agats–Yufri-Comor.

Sementara untuk tarif dalam sekali perjalanan per orang, yakni Agats- Ayam (33 mile) dewasa Rp90.000 dan bayi Rp13.000, rute Ayam-Katew (20 mile) dewasa Rp88.000 dan bayi Rp13.000, rute Agats- Warse (24 mile) dewasa Rp12.000 serta Warse- Amborep (30 mile) dewasa Rp90.000 dan bayi Rp13.000

Agats –Yosako (60 mile) dewasa Rp179.000 dan bayi Rp15.000, Agats-Jinak (70 mile) dewasa Rp179.000 dan bayi 15.000, Agats-Yufri (23 mile) dewasa Rp89.000 dan bayi Rp13.000 dan rute Yufri-Comor (41 mile) dewasa Rp89.000 dan bayi Rp13.000.

"Untuk kelima bus air tersebut masih dioperasikan untuk kampung-kampung masyarakat yang berada dalam wilayah sungai," kata Michael.

Menurut Michael, pihak PT ASDP belum menyanggupi kelima bus air itu beroperasi di wilayah pantai Asmat.

Hal ini dikarenakan spek angkutan bus air hanya untuk di dalam sungai, dan tidak bisa berlayar berjam-jam di lautan antara Agats-Pantai Kasuari- Safan.

"Mengingat depan Pantai Kasuari-Safan dangkal airnya, maupun kapasitas tanki BBM yang dimiliki oleh bus air tidak mampu untuk bertahan lama di laut," katanya.

Meski demikian, kata Michael, Dishub Asmat akan berkomunikasi dengan PT ASDP untuk melakukan pengkajian, sehingga bus air ini dapat beroperasi di wilayah Pantai Kasuari.

"Sebelum target beroperasi di wilayah sana, akan dilakukan pengkajian, salah satunya menyiapkan rambu- rambu lintas bus air atau sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP),” ujarnya.

Kehadiran lima bus air ini diharapkan dapat beroperasi dengan lancar sehingga dapat membantu masyarakat untuk beraktivitas.


close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus