Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenhub: Minat Bepergian Saat Natal dan Tahun Baru Lebih Rendah dari Lebaran

Kementerian Perhubungan minat masyarakat untuk bepergian pada masa libur Natal dan tahun baru lebih rendah ketimbang Lebaran.

23 Desember 2021 | 15.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kendaraan melintas menuju arah Jakarta saat arus balik libur Natal dan Tahun Baru di Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek di Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 3 Januari 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Jalan dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Eddy Gunawan mengatakan minat masyarakat untuk bepergian pada masa libur Natal dan tahun baru lebih rendah ketimbang Lebaran lalu. Penurunan ini didorong kondisi cuaca yang tak menentu hingga pandemi yang masih berkepanjangan.

“Banyak faktor yang menyebabkan minat turun, yaitu karena cuaca ekstrem sampai kepercayaan diri masyarakat bahwa lebih baik tidak melakukan pergerakan. Banyak juga sekolah yang diubah aktivitasnya sehingga terjadi penundaan perjalanan,” ujar Eddy dalam diskusi daring bersama Masyarakat Transportasi Indonesia, Kamis, 23 Desember 2021.

Berdasarkan survei Kemenhub, sebanyak 7 persen masyarakat di seluruh Indonesia berpotensi melakukan perjalanan pada akhir tahun. Angka itu setara dengan 11 juta orang.

Sedangkan masyarakat yang keluar dari Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang menuju provinsi lain diperkirakan mencapai 2,8 juta orang. Sementara itu survei Kementerian Perhubungan pada Mei 2021 menunjukkan minat masyarakat untuk bepergian mencapai 18 juta saat libur Lebaran.

Eddy mengatakan untuk mengantisipasi melonjaknya Covid-19 setelah libur panjang, Kementerian Perhubungan telah menyusun risiko mitigasi. Salah satunya memperketat pengawasan di titik-titik simpul angkutan umum, seperti terminal sampai pelabuhan penyeberangan.

Kementerian Perhubungan juga merencanakan skenario lalu-lintas yang akan diterapkan secara situasional, seperti ganjil-genap, bila kemacetan kendaraan mengular panjang. Eddy mengklaim pada dasarnya pengawasan terhadap disiplin protokol kesehatan di simpul-simpul transportasi telah membaik.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, berujar pemerintah akan sulit melarang mobilisasi masyarakat karena pada dasarnya manusia membutuhkan pergerakan. Karena itu berkaca dari antisipasi pada libur-libur panjang sebelumnya, kata Pandu, pemerintah hanya perlu mengedukasi masyarakat untuk tidak berkerumun dan tetap menggunakan masker.

“Tahun lalu kan (yang membuat kasus Covid-19 meningkat adalah) klaster keluarga, klaster ibadah, klaster merayakan tahu baru. Kalau itu dilakukan (dibatasi), enggak akan terjadi lonjakan. Memang menghadapi pandemi tidak terlalu sulit. tapi implementasinya seperti mendidik penduduk pakai masker itu saja yang susah,” ujar Pandu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus