Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kemenperin Produksi 500 Liter Hand Sanitizer per Hari

Kemenperin telah mampu memproduksi cairan pembersih tangan atau hand sanitizer sebanyak 500 liter per hari.

19 Maret 2020 | 04.04 WIB

Ilustrasi memakai hand sanitizer. Unsplash.com/Kelly Sikkema
Perbesar
Ilustrasi memakai hand sanitizer. Unsplash.com/Kelly Sikkema

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK), unit litbang di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan (BPPI) Kementerian Perindustrian telah mampu memproduksi cairan pembersih tangan atau hand sanitizer sebanyak 500 liter per hari. Namun, cairan pembersih tangan ini baru didistribusikan internal untuk kebutuhan di kantor pusat Kemenperin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kami punya alat yang mampu memproduksi langsung (hand sanitizer) sebanyak 100 liter/batch. Bahkan, kami juga akan membuat cairan disinfektan,” tutur Kepala BBKK Wiwik Pudjiastuti dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu 18 Maret 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, hand sanitizer dan disinfektan yang diramu oleh timnya telah melewati proses riset yang baik. “Pendekatan kami ilmiah, jadi ada keunggulan yang kami buat seperti dengan menggunakan minyak atsiri (essential oil). Minyak atsiri selain berfungsi sebagai aroma, juga menambah efektivitas antimikroba produk ini," ujar dia.

Wiwik mengatakan, ke depannya, BBKK berencana menjalin mitra dengan pelaku industri untuk memproduksi secara massal. 

Lembaga litbang Kemenperin yang juga memproduksi hand sanitizer adalah Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Palembang. Kepala Baristand Industri Palembang, Syamdian mengatakan, unit kerjanya memproduksi sekitar 40 liter produk tersebut untuk digunakan sebagai sarana menjaga kebersihan di lingkungan kerja.

“Rencananya akan dibagikan ke area publik sekitar balai, yaitu masjid, kantor pos, kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan sekolah,” ujar Syamdian.

Selain unit litbang, unit pendidikan di Kemenperin juga memproduksi hand sanitizer. Salah satunya adalah Politeknik ATI Padang di Sumatera Barat. “Dalam proses pembuatan hand sanitizer, kami melakukan di laboratorium terintegrasi dengen teaching factory, Program studi Teknik Kimia Bahan Nabati,” kata Direktur Politeknik ATI Padang, Ester Edwar.

Menurut Ester, pihaknya membuat hand sanitizer sendiri lantaran sempat terjadi kelangkaan di pasaran. Dalam proses pembuatannya, Politeknik ATI Padang telah memperhatikan prosedur dan standar yang berlaku bagi kesehatan dan keselamatan.

Ester mengungkapkan kampus di bawah binaan Kemenperin ini sudah memproduksi sebanyak 1.700 botol hand sanitizer. Cairan pembersih tangan tersebut saat ini digunakan di lingkup Politeknik ATI Padang dan tidak untuk diperjualbelikan. “Semoga produksi kami ini bisa bermanfaat,” ujarnya.

Sejak COVID-19 merebak di Indonesia, hand sanitizer dan masker menjadi dua barang yang langka dan banya dicari. Akibatnya, harga kedua barang yang dapat digunakan untuk melindungi diri agar tak terpapar virus corona ini melambung hingga 10 kali lipat. 

ANTARA

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus