Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah, Tak Perlu Impor

Kementan meminta Bulog dan pengusaha membeli hasil panen jagung lokal secara maksimal.

18 Maret 2024 | 10.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
'Petani memetik jagung saat panen perdana di kawasan lumbung pangan (food estate) Kampung Wambes, Distrik Mannem, Keerom, Papua, Kamis, 6 Juli 2023. ANTARA/Sakti Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Perum Bulog membeli hasil panen petani lokal secara maksimal seperti komoditas jagung. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengklaim hasil panen jagung melimpah sehingga pemerintah dapat menyetop impor jagung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setidaknya 500 ribu ton jagung petani dapat diserap secara cepat," kata Suwandi dalam keterangan tertulis pada Ahad, 17 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suwandi memperkirakan panen jagung di dalam negeri akan mencukupi kebutuhan secara nasional. Ia menilai waktu panen raya ini merupakan waktu yang tepat bagi Bulog dan para pengusaha untuk menebas produksi para petani.

Ia mewanti-wanti agar hasil panen harus dibeli dengan harga yang layak. Sebab pada masa panen jagung yang melimpah, kata dia, tidak sedikit petani jagung di Indonesia yang mengeluhkan anjloknya harga. Bahkan, Suwandi mencatat harga jagung petani bisa jatuh menyentuh Rp 2.500 hingga Rp 4.000 per kilogram.

Karena itu, menurut dia, hasil panen tahun ini akan sangat menguntungkan para petani Indonesia jika Perum Bulog dan para pengusaha pakan yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) membeli jagung petani dengan harga yang layak. 

"Kita harus prioritaskan petani nasional terlebih dahulu," ucapnya.

Menurut Suwandi, indikasi turunnya harga jagung di tingkat petani terjadi karena saat ini sedang memasuki panen raya. Badan Pusat Statistik memprediksi produksi jagung nasional pada Januari hingga April ini akan mencapai 5,3 juta ton. Puncak panen terjadi pada Maret yang diperkirakan mencapai 2,29 juta ton di lahan 405 ribu hektar. 

Sementara pada April, panen jagung diperkirakan mencapai 1,76 juta ton pada luas lahan 318 ribu hektar. Pada Maret hingga April, kata Suwandi, produksi jagung dapat menembus 4 juta ton. Karena itu, dia mengaku optimistis Maret hingga April panen jagung nasional mencukupi kebutuhan nasional.

Merujuk pada data BPS, luas panen jagung Maret 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten. Antara lain, Tuban 42.811 hektar, Bone 39.131 hektar, Lampung Timur 35.905 hektar, Lampung Selatan 33.940 hektar, Bima 29.178 hektar, Dompu 28.895 hektar, Sampang 28.152 hektar, Pamekasan 22.086 hektar, Lampung Tengah 19.122 hektar, dan Sumbawa 18.363 hektar.

Sedangkan potensi luas panen jagung April 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten. Antara lain di Sumbawa 39.632 hektar, Bima 29.957 hektar, Gunung Kidul 26.899 hektar, Dompu 17.060 hektar, Lampung Tengah 15.202 hektar, Wonogiri 15.200 hektar, Boalemo 12.280 hektar, Lampung Timur 12.030 hektar, Jeneponto 11.997 hektar dan Malang 9.719 hektar.

"Kami mengajak semua pemangku kepentingan terkait untuk bekerja sama berkontribusi bagi kesejahteraan petani" ujar Suwandi. 

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Reporter di Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus