Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kementerian Keuangan: Diskon Tarif Listrik Sebabkan Deflasi

Kebijakan Diskon tarif listrik disebut jadi penyebab deflasi tahunan pada Februari. Jadi deflasi pertama sejak Maret tahun 2.000

4 Maret 2025 | 04.32 WIB

Pengisian token listrik di Rumah Susun Bendungan Hilir, Jakarta, 2 Januari 2025. Pemerintah memberikan paket stimulus ekonomi berupa potongan tarif listrik 50% bagi pelanggan PLN kategori rumah tangga dengan daya 2.200 Volt Ampere (VA) ke bawah selama periode Januari hingga Februari 2025. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Pengisian token listrik di Rumah Susun Bendungan Hilir, Jakarta, 2 Januari 2025. Pemerintah memberikan paket stimulus ekonomi berupa potongan tarif listrik 50% bagi pelanggan PLN kategori rumah tangga dengan daya 2.200 Volt Ampere (VA) ke bawah selama periode Januari hingga Februari 2025. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan terjadi deflasi 0,09 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada Februari 2025. Deflasi pada Februari lalu disebabkan oleh diskon tarif listrik.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan ini dapat menyebabkan inflasi rendah. “Diskon tarif listrik yang diberikan akan menyebabkan angka inflasi yang rendah dalam beberapa bulan ke depan,” ucapnya lewat pernyataan resmi, Senin, 3 Maret 2025. 

Deflasi kali ini sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik 50 persen yang diberikan pemerintah pada Januari dan Febuari 2025. Menurut Febrio program ini merupakan bagian dari serangkaian paket kebijakan stimulus ekonomi yang diberikan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Kebijakan diskon tarif listrik berdampak pada tren deflasi komponen administered price atau harga yang diatur pemerintah. Pada Februari, komponen ini mengalami deflasi 9,02 persen (yoy). Di sisi lain, inflasi masih tercatat pada tarif air minum PAM dan rokok. 

Sedangkan komponen inflasi inti, tren penguatan masih berlanjut mencapai 2,48 persen (yoy) yang didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan rekreasi. Perkembangan inflasi inti, kata Febrio diekspektasikan menjadi sinyal daya beli yang terjaga. 

Sementara itu inflasi pangan bergejolak mulai melandai. Menurut Febrio, inflasi pangan dipengaruhi oleh harga pangan yang terus terkendali mencapai 0,56 persen (yoy). Inflasi pangan diperkirakan terus stabil seiring mulai masuknya panen raya padi dan peningkatan produksi hortikultura. 

Anak buah Sri Mulyani Indrawati itu mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen mengimplementasikan kebijakan menjamin keterjangkauan harga pangan saat Lebaran. Di antaranya lewat operasi pasar, gerakan pasar murah, serta fasilitasi dan pengawasan distribusi. 

Untuk menopang daya beli masyarakat atas kebutuhan transportasi, insentif seperti diskon tarif tol dan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) tiket pesawat diberikan pada Ramadan tahun ini. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut deflasi secara tahunan ini merupakan pertama sejak Maret 2000. Indonesia terakhir kali mengalami deflasi year-on-year hampir 25 tahun yang lalu, dengan tingkat deflasi 1,1 persen. 

“Menurut catatan BPS, deflasi year-on-year pernah terjadi pada bulan Maret 2000 dan disumbang atau didominasi oleh kelompok bahan makanan,“ ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 3 Maret 2025.

Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus