AIR soda dan tonic biasanya bening. Ternyata minuman yang dalam
botol Canada Dry agak berlumut. Ada semacam agar-agar putih
halus di dalamnya. Pabriknya dalam hari-hari terakhir ini secara
berangsur menarik kembali jenis minuman itu dari peredaran.
Pabriknya? Sudah lama dikenal bahwa Canada Dry dibotolkan di
Jakarta oleh NV Prem Bottling Ltd. Tapi Prem ini sejak akhir
Desember sudah bercerai dengan Canada Dry Corp., New York.
Bahkan Prem sudah mengedarkan produksi minuman baru yang memakai
essence sendiri dengan gambar kepala kelinci--lambang
Playboy--di botol barunya.
Prem baru itu sudah diedarkan kepada para langganan yang tadinya
menerima Canada Dry. Sebagian langganan menerima saja, apalagi
karena leveransirnya sudah dikenal. Dan bening pula. Tapi jika
bertanya, para langganan diberitahu: "Canada Dry sudah
bangkrut."
Canada Dry adalah merek minuman yang terkenal dan dibotolkan di
banyak negara. Ada banyak macam jenisnya, tapi Canada Dry yang
tadinya dibotolkan oleh Prem adalah Soda, Tonic, Ginger Ale,
Bitter Lemon, Apple Soda- dan Orange Soda -- semua itu untuk
mixure, campuran minuman keras seperti whiskey. Sasaran
penjualannya di Indonesia terbatas pada hotel, bar restoran
dan orang-orang yang doyan alkohol. Jadi, walaupun berlumut,
soda Canada Dry itu tidak terlalu merisaukan orang banyak.
Cukong Glodok
Namun PT Indofruit Jaya sangat risau. Perusahaan ini dengan
pabrik pembotolannya yang baru di Cakung, Jakarta
Timur--investasi Rp 800 juta dengan fasilitas PMDN -- telah
mengadakan kontrak dengan Canada Dry Corp. Perusahaan minuman
Amerika itu rupanya tertarik pada grup cukong dari Glodok yang
dianggap partner ampuh untuk bisnis jangka panjang. Tapi orang
Glodok itu, walaupun gampang mendirikan pabrik, ternyata masih
belum berpengalaman dalam bisnis pembotolan. Sedang Prem ini
berpengalaman tapi bermodal lemah. "Kami ini perusahaan
pribumi," kata satu manajer Prem kepada Widi Yarmanto dari
TEMPO. "Canada (Dry) bikin rencana yang tak mampu kami
laksanakan. Okaylah kalau memang Canada mau lepas, mencari
partner lain. Tapi kami sudah jauh hari menduga bahwa itu akan
terjadi. Maka Prem pun sudah tidak mau terus mengekor."
Manajer itu dalam berbicara selalu diinterupsi oleh deringan
telepon yang a.l. meminta Prem supaya segera mengirimkan air
tonic-nya. "Maaf pak," jawab sang manajer, "hari ini persediaan
sedang kosong." Dia memberi kesan pada tamunya ketika itu betapa
lakunya Prem "Playboy" ini.
Harga barunya pun bersaing. Satu krat tonic yang terdiri atas 24
botol (isinya saja), misalnya dijual Prem Rp 1100 (Canada RP
1300). Untuk soda, Prem menjual Rp 1000 (Canada RP 1200). Ginger
Ale Prem RP 1100 (Canada RP 1300). Bitter Lemon Prem Rp 1100
(Canada RP 1300). Jika bersama botol, atas persetujuan semua
perusahaan minuman mulai I Pebruari, konsumen menambah Rp 60 per
botol (tadinya Rp 40). Manajer Prem menyambung: "Sekarang
terserah pembeli. Mau pilih yang mahal atau yang murah? Kwalitas
Prem tak kalah."
Kebetulan PT Indofruit Jaya masih kewalahan menarik Canada Dry
yang berlumut dari peredaran. Pabriknya masih dalam tahap
percobaan memproduksi 2000-3000 krat sehari, sedang kapasitas
penuhnya adalah 10.000. Sekarang ini terbata-bata tapi, demikian
satu manajernya, "nanti pelan-pelan kita kejar."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini