Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kepala BMKG Sebut 2023 Penuh Rekor Kenaikan Suhu: Kondisi Ekstrem Jadi Kenormalan Baru

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan tahun ini penuh oleh kondisi cuaca ekstrem. Antara lain kenaikan suhu yang tinggi dan perubahan tren curah hujan.

21 Agustus 2023 | 14.34 WIB

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (BMKG)
Perbesar
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (BMKG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan tahun ini penuh oleh kondisi cuaca ekstrem, antara lain kenaikan suhu yang tinggi dan perubahan tren curah hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bahkan, berdasarkan proyeksi BMKG soal perubahan suhu rata-rata tahunan periode 2020-2049, kenaikan suhu Indonesia bisa mencapai lebih dari 1,3 derajat Celcius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kondisi ekstrem mungkin sudah menjadi kenormalan baru," ujar Dwikorita dalam Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Indonesia Emas 2024, di Jakarta Pusat pada Senin, 21 Agustus 2023. 

Ia mengatakan proyeksi kenaikan suhu terjadi di seluruh pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Papua, Jawa, dan Kalimantan. Adapun saat ini kenaikan suhu di Indonesia mencapai 1,2 derajat Celcius. Bila pemerintah tidak melakukan mitigasi, menurut Dwikorita, kenaikan suhunya bisa mencapai 3,5 derajat celcius. 

Dwikorita menjelaskan di Indonesia sendiri tercatat sejak 2000-an suhunya semakin panas. Ia berkata terlihat kecenderungan kenaikan suhu yang seragam dengan tingkat kenaikan yang bervariasi. Laju peningkatan suhu terbesar terjadi ada di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera bagian selatan, dan area Jakarta dan sekitarnya. beberapa area mengalami peningkatan hingga 0,15 derajat per 10 tahun. 

Selanjutnya: Hal tersebut juga berdampak terhadap tren curah hujan....

Hal tersebut juga berdampak terhadap tren curah hujan. Dwikorita berujar frekuensi kejadian ekstrem kini semakin sering dan insentitasnya semakin tinggi. Terdapat zona-zona yang memiliki hari hujannya meningkat. Namun bila dahulu hari hujan lebih panjang, sekarang memendek. Tetapi hujan lebat semakin meningkat.

"Hujan yang biasanya untuk satu bulan itu hanya disetorkan dalam beberapa hari saja. Keringnya pun lebih panjang, sehingga terjadi bergeser-gesernya musim," kata dia.  

Tak hanya di Indonesia, menurut Dwikorita, 2023 merupakan tahun penuh rekor temperatur di seluruh dunia. Misalnya pada Juli 2023, suhu Sardinia, Italy mencapai 48 derajat celcius meski sedang musim dingin. Lalu di Rhodes, Yunani mencapai 49 derajat celcius, dan Maroko lebih dari 47 derajat.  

"Tidak pandang bulu negara maju dan negara berkembang, baik Amerika California, Amerika Latin, nasibnya sama saja, enggak peduli teknologinya maju maupun yang tertinggal," kata dia. 

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus