Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, 20 Desember 2017, bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi 13.563 dibanding sebelumnya pada posisi 13.576 per dolar Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan ketidakpastian terkait dengan pemilihan suara mengenai Rancangan Undang-Undang Pemangkasan Pajak di Amerika Serikat memicu pelemahan dolar Amerika terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dolar Amerika berada di bawah tekanan. Sebagian investor sudah memperkirakan dampak dari reformasi pajak. Selain itu, harapan bahwa reformasi akan memicu penguatan dolar Amerika dianggap berlebihan," ucap Ariston, Rabu, 20 Desember 2017.
Ia berujar, eforia reformasi pajak cenderung mereda, sehingga membuat pergerakan dolar Amerika cenderung terbatas. Selain itu, pelaku pasar terlihat berhati-hati terhadap prospek ekonomi Amerika.
Di sisi lain, tutur dia, dolar Amerika yang cenderung tertahan juga seiring dengan antisipasi pelaku pasar terhadap data sektor perumahan dan izin bangunan di Amerika Serikat untuk melihat kekuatan pasar perumahan di sisa tahun ini.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, mengatakan pergerakan mata uang rupiah diperkirakan cenderung mendatar setelah dalam beberapa hari terakhir cenderung melemah terhadap dolar Amerika. "Kebutuhan dolar Amerika yang besar menjelang akhir tahun serta minimnya sentimen positif yang beredar di pasar membuat gerak rupiah terbatas," ucapnya.
ANTARA