Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hampir setahun ini, Solikah, warga Grati, Pasuruan, Jawa Timur, menjadi pelanggan Indomaret. "Barangnya lengkap dan murah," katanya. Solikah beralih ke gerai retail modern itu karena jaraknya hanya 200 meter dari rumahnya. Sebelumnya, dia dan para tetangga harus pergi ke Pasuruan, yang berjarak enam kilometer, untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Pemilik gerai Indomaret langganan Solikah adalah Nanis Mukti Rahayu. Wanita 37 tahun itu akhirnya mencapai mimpi yang digantung sejak 2010: memiliki satu gerai minimarket. Setelah memenuhi hampir seluruh persyaratan yang dibutuhkan, dia mengajukan permintaan bermitra dengan Indomarco di Malang, Jawa Timur.
Sayangnya, Nanis hanya punya modal Rp 200 juta. Padahal syarat yang diminta Indomaret adalah dana Rp 500 juta. Nanis hampir saja mengurungkan niatnya. Manajemen Indomaret akhirnya bersedia melakukan survei lokasi di tanah milik Nanis seluas 1.600 meter persegi, sementara luas bangunannya 400 meter persegi. Usulnya disetujui, masalah pembiayaan pun terpecahkan. Indomaret mengenalkan Nanis dengan Bank Mandiri, yang kemudian memberinya kredit Rp 300 juta untuk jangka 5 tahun.
Manajer Franchise Indomaret, Gan Budi Santosa, sudah lama mendengar keluhan para calon investor mengenai keterbatasan dana. Dia lalu putar otak agar impian orang seperti Nanis bisa terwujud. Kebetulan, Indomarco Prismatama sudah punya jalinan kerja sama dengan Bank Mandiri dan Bank Mega. Gan lalu mendekati mereka agar mau ikut dalam pembiayaan calon terwaralaba Indomaret.
Pertemuan dengan Bank Mandiri dimulai pada awal 2010. Bank pelat merah itu menawarkan kredit untuk pembiayaan waralaba. "Jadi nyambung," ujar Gan. Kesepakatan pun terbuhul. Bank Mandiri siap menyediakan dana Rp 100 miliar.
Sukses menggandeng Bank Mandiri, Gan mengetuk pintu Bank Mega. Setelah melakukan pembicaraan sejak 2010, pada Maret 2011, Bank Mega menyatakan bersedia menyediakan kredit Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar untuk satu orang calon investor Indomaret.
Tapi, hingga tahun lalu, Bank Mandiri hanya menyalurkan kredit kepada sebelas investor Indomaret dengan total dana Rp 5 miliar. Padahal ada 800 berkas pengajuan kredit waralaba Indomaret.
Lokasi gerai yang tidak cocok menjadi kendala utama penyaluran kredit. Selain itu, banyak calon investor Indomaret yang datang dengan dana cukup. Alhasil, mereka tak perlu lagi pembiayaan dari bank.
Bank Mandiri dan Bank Mega yakin prospek pembiayaan terwaralaba Indomaret akan tetap berkembang. Belakangan, Bank CIMB Niaga ikut menggarap calon investor Indomaret. Akhir 2011, mulai ada pembicaraan awal antara CIMB Niaga dan pihak Indomarco. Perjanjian kerja sama pun disepakati pada awal 2012. CIMB Niaga menyediakan plafon pembiayaan senilai Rp 100 miliar untuk pengembangan 200 gerai selama lima tahun.
Indomaret punya rencana ambisius: menambah 1.000 gerai lagi tahun ini. Sekarang ada 34 persen dari 6.161 toko Indomaret yang dimiliki masyarakat. Direktur Marketing Indomaret Wiwiek Yusuf berharap jumlah tersebut meningkat hingga 40 persen tahun ini.
Strategi Indomaret menggandeng perbankan juga dilakukan toko sebelah. Managing Director PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Hans Prawira mengatakan sudah bekerja sama dengan BNI dan BCA untuk pembiayaan waralabanya.
Hans ingin porsi kepemilikan terwaralaba Alfamart naik dari 29 persen menjadi 32 persen pada 2012. Sekarang sudah ada 5.895 gerai Alfamart. Tahun ini, Alfaria berencana membuka 800 toko baru. Pada kuartal pertama 2012, ada sekitar 120 gerai baru yang sudah berdiri. "Kami ingin 30 persen di antara toko baru Alfamart adalah waralaba, agar target tahunan tercapai," ujar Hans.
Kerja sama peretail dengan bank tampaknya akan terus berlanjut. Bank Mandiri sudah memulai pula proses menjalin kesepakatan pembiayaan dengan Alfamart. Kedua belah pihak sedang membicarakan klausul kerja sama. "Maret ini sudah akan ada kejelasan," kata Wakil Presiden Business Banking Group Bank Mandiri Hermawan.
Eka Utami Aprilia, Eko Widianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo