BELUM lagi orang lupa akan sukses konsorsium Indonesia memenangkan proyek jalan tol 20 km di Malaysia, Jumat lalu sudah disusul oleh berita pembuatan kilang minyak (refinery), juga di Tanah Semenanjung. Kilang minyak bernilai US$ 1,2 milyar itu direncanakan berkapasitas 100 ri- bu barel per hari dengan tempo pemasangan instalasi selama empat tahun. Untuk proyek ini dari Indonesia masuk dua konsorsium. Pertama, sebagai pelaksana, bernama PT Citra Petro Nusan- tara, yang terdiri dari: PT Citra Patenindo Nusa Pratama (CPNP), PT Elnusa, Boma Bisma Indra, Persero Rekayasa Industri, PT Tri Patra, dan PT Panca Perkasa Inti Konstruksi. Konsorsium kedua -- belum diberi nama -- penunjangnya terdiri dari: PT CPNP, PT Bismar Transindo Nasional, PT Guna Nusa Utama Fabrikator, dan Summa Group. Yang disebutkan terakhir bergabung belakangan, setelah konsorsium menandatangani perjanjian kerja sama dengan swasta Malaysia, Tri Petro Corporation, pada 18 Mei lalu. Bertindak sebagai chairman dalam kedua konsorsium ini adalah PT CPNP. Minyak mentah yang akan diolahnya berasal dari Iran. Sedangkan dana investasinya diperoleh dari bank-bank Eropa, yang namanya belum boleh disebutkan. Dalam pembuatan jalan tol, Indonesia hanya bertindak sebagai pemborong (berbentuk konsorsium di bawah payung PT Citra Kontraktor Nusantara dengan preskomnya Ny. Siti Hardiyanti Rukmana), tetapi dalam proyek refinery ini, pihak Indonesia memborong semua pekerjaan: mulai dari mencari dana sampai pengoperasiannya. Pihak Malaysia hanya menyediakan lahan dan menjamin pembeli. Dirut PT CPNP Irsan Ilyas berkata, "Kami bertindak dalam value engineering, project development, dan rescue inves- tment. Konsisten dengan bidang perusahaan kami." Kenapa sampai ke Malaysia? Jawabnya, "Tujuan pokok invasi kita ke sana tak lain dari mengekspose kemampuan bangsa Indonesia."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini