Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kisah Chef Jamie Oliver yang Menderita Disleksia tapi Sukses Jadi Penulis

Meski sudah mengeluarkan 30 buku, Chef Jamie Oliver mengungkapkan perjuangannya melawan disleksia atau kesulitan membaca.

19 Januari 2025 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Chef Jamie Oliver. Handout

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru masak terkenal Jamie Oliver mengungkapkan perjuangannya melawan disleksia atau kesulitan membaca. Selain menjadi koki, ia kini juga aktif membantu anak-anak dengan masalah yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bukan rahasia lagi, saya mengalami kesulitan di sekolah tapi saya termasuk yang beruntung. Saya tahu saya ingin menjadi chef, dapur telah menyelamatkan saya," ungkapnya kepada The Sun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski telah menelurkan hampir 30 buku memasak dan anak-anak, Jamie Oliver menjelaskan bagaimana ia mengatasi kesulitannya saat menulis. Dalam percakapan dengan BBC ia mengungkapkan, "Kebanyakan saya menulis dengan bantuan diktafon, hanya merekam. Senang bisa bekerja sama dengan seseorang, apakah itu ibu, ayah, atau teman saya." 

Ia juga mengaku senang menggunakan kertas berwarna-warni yang biasa digunakan untuk menuliskan pesan dan ditempel. Kemudian sekian banyak tempelan kertas berisi tokoh cerita atau kisah yang ditulis dikumpulkan dan dirangkai seperti menyusun teka-teki jigsaw.

"Jika kesulitan, jangan ragu meminta bantuan. Bila mengalami disleksia, jangan takut meminta bantuan karena Anda punya kekuatan super. Anda memiliki imajinasi yang luar biasa," katanya, dikutip dari Mirror.

Kondisi seumur hidup
Oliver harus menghabiskan masa sekolah dasar di kelas khusus karena kesulitan membaca dan menulis. Tak seperti kesulitan akademik lain, disleksia tak mempengaruhi kecerdasan dan hanya bermasalah dengan abjad, termasuk membaca, menulis, dan mengeja.

Penderita disleksia bisa salah mengurutkan abjad atau kebingungan dengan huruf, misalnya menulis "b" yang seharusnya "d". Meski kebanyakan penderita bisa memahami informasi dengan sempurna jika disampaikan secara lisan, membaca dan menulis bisa terasa menyulitkan dan membingungkan.

Membaca dan menulis dengan lambat, juga kemampuan mengeja yang buruk atau tidak konsisten, adalah tanda-tanda disleksia yang paling menonjol. Disleksia adalah kondisi seumur hidup tapi dengan dukungan khusus penderita bisa menjalani aktivitas di sekolah dan pekerjaan dengan baik. Gejala bisa muncul saat anak mulai belajar membaca dan menulis, tapi tanda-tanda disleksia bisa juga sudah terlihat lebih awal. Penderita disleksia juga kerap bermasalah dengan penunjuk arah, seperti bingung dengan "naik, turun, kiri, kanan".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus