Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kita Ke Zaman Geothermal

Indonesia mulai memperhatikan energi panas bumi. PBB menaksir potensi panas bumi Indonesia 8.000 MW yang sudah diketahui baru 1460 MW. Pertamina sudah mengadakan eksplorasi panas bumi di beberapa tempat.(en)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA negeri ini masih Hindia selanda, ir. C.E. Stehn mempunyai gagasan untuk mengolah potesi energi di daerah pegunungan. Gagasannya bersumber pada sukses orang Italia di Larderello. Di situ tahun 1904 energi panas bumi untuk pertama kali dipakai secara komersial. Merintisnya sejak 1918, barulah tahun 1925 Stehn dapat memulai eksplorasi di Kamojang, daerah tua Gunung Gandapura, di perbatasan kabupaten Bandung dan Garut. Peralatan zaman itu masih primitif, antara lain mirip dengan yang dipakai orang sekarang untuk menancap sumur pompa. Lima sumur eksplorasi dulu digali, satu di antaranya masih menyemburkan uap panas, yang oleh penduduk disebut Kawah Lokomotif. Eksplorasi di Kamojang itu dulu berhasil sebenarnya, tapi tiada dorongan untuk melanjutkan pengolahannya. Memang tidak ada krisis energi ketika itu. Maklum, minyak masih murah, dan keburuhan akan energi pun belum begitu mendesak. Dalam memasuki dasawarsa 1970-an, Indonesia mulai memikirkan sumber energi pengganti. Tujuannya ialah supaya sumber minyak bisa dihematkan untuk keperluan ekspor. Pertamina pun mendapat tugas baru, yaitu mengelola sumber daya panas bumi. Survai demi survai sudah berjalan. Dan diketahui potensi sumber panas bumi Kamojang, Derajat, Dieng dan Cimukarame -- masing-masing 150 MW, Salak 240 MW, Banteng 50 MW. Semua itu di Jawa dengan total 890 MW. Ditambah Bali 120 MW, Minahasa 180 MW dan Sumatera 270 MW. Seluruhnya di Indonesia 1460 MW. Itu yang diketahui saja. Suatu laporan PBB malah menaksir potensi panas bumi Indonesia setinggi 8000 MW. Sekalipun begitu, sebesar 1460 MW itulah yang nyara mungkin bisa diolah selama dua dasawarsa mendatang sampai tahun 2000. Pertamina sudah berhasil dalam eksplorasi panas bumi ini di beberapa rempat, termasuk Kamojang. Kegiatan Pertamina ini tampaknya akan lebih digalakkan lagi. Apalagi pekan lalu Pertamina menandatangani piagam kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, pimpinan Menreri Ristek B.J. Habibie. Tidak banyak orang mengetahui bahwa Kamojang malam hari diterangi listrik -- hasil sebuah turbo generator yangmemperoleh tenaganya dari uap panas bumi. Geothermal Mono Block -- nama jenis turbo generator ini -- menghasilkan 250 kw, memenuhi kebutuhan listrik proyek Kamojang. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) kecil ini diresmikan tahun 1978 oleh Menteri Pertambangan dan Energi Subroto. Diperoleh uapnya dari salah satu sumur eksplorasi -- nanti tidak digunakan untuk produksi. Geothermal New Zealand Corporation Ltd. (GENZL) sejak 1972 turut mengadakan eksplorasi di Kamojang itu. Kini sudah selesai dibor 10 sumur produksi, di samping 5 sumur eksplorasi, dan proyek itu siap untuk mulai dengan pemasangan stasiun pembangkir listrik. Ke-10 sumur produksi itu bersama dapat nanti menghasilkan 42 MW, sedangkan seluruh lapangan itu diperkirakan punya potensi 150 MW. Pemerintah New Zealand memberikan grant -- dalam rangka Colombo Plan -- untuk mengembangkan proyek panas bumi itu. Paling akhir sudah tersedia grant dari New Zealand NZ$24 juni. Sepertiga dari jumlah ini akan diimbangi pemerintah Indonesia dalam bentuk penyediaan jasa dan barang lokal. Bantuan New Zealand ini meliputi eksplorasi permulaan, pemboran sumur eksplorasi dan produksi, pemasangan saluran dan pemasangan stasion pembangkit listrik lengkap dengan turbin dan generator berdaya 30 MW. GENZL dalam mengolah proyek ini didampingi oleh Direktorat Geologi, lertamina dan PLN. Dengan demikian Indonesia, insya Allah, memasuki zaman geothermal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus