Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBUAH perusahaan konsultan propeti internasional, Knight Frank Baillieu, kini terjun ke sektor bisnis properti di Indonesia. Sejak Juni tahun 1990, perusahaan yang berpusat di London itu bekerja sama dengan PT Surya Prapta Indah (dimiliki Rita Koch, warga Indonesia yang tinggal di Singapura). Knight Frank menguasai saham mayoritas lebih dari 50%. Garapan pertamanya adalah kawasan superblock Senayan, Jakarta, yang developernya adalah perusahaan Jepang , Kajima Corporation. Di lahan seluas 20 hektare itu akan dibangun fasilitas lengkap seperti apartemen, pusat pertokoan, dan tempat hiburan. "Rasanya inilah tempat belanja terbesar di Asia Tenggara," kata S.K. Tan, Direktur Pelaksana Knight Frank Baillieu. Investasinya mencapai US$500 juta. Usai menggarap superblock Senayan, konsultan itu akan menangani properti di Medan dan Surabaya. Itu sebabnya S.K. Tan optimistis. Alasannya, di Singapura sektor properti bisa menyokong GNP hingga 60%, sedangkan di Indonesia jauh lebih kecil. Apalagi konsultan properti di Jakarta masih langka. Knight Frank hidup dari fee yang dipungut dari pengguna jasa. Masyarakat yang menyewa properti tidak dipungut biaya, tapi pemilik properti justru yang terkena. Besar fee 1,5-3,5% dari uang sewa. Konsultan ini sudah berkiprah di bidang properti sejak 1839. Hingga akhir 1990, jumlah kantornya mencapai 65 buah, tersebar di seantero dunia, dengan pekerja 1.500 orang. Nilai tanah dan bangunan yang dikelolanya mencapai US$ 8,7 milyar, mencakup lahan seluas 1,1 juta meter persegi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo