Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Koperasi unjuk gigi. bukan main ...

Pusat koperasi unit desa (puskud), salah satu distributor PT. Unilever Indonesia (merupakan gagasan menmud koperasi). modal diperoleh dengan kredit dari BRI atas jaminan LJKK. (eb)

26 Juni 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBENTAR lagi bisa dilihat Warung Serba Ada KUD di berbagai pelosok menawarkan sabun Lux, Rinso atau Pepsodent -- produksi PT Unilever Indonesia. Dan barang-barang itu tidak datang dari toko, melainkan dikirimkan langsung oleh Puskud (Pusat Koperasi Unit Desa), yang menerimanya dari Unilever. Dengan kata lain Puskud kini menjadi salah satu dari distributor Unilever. Inilah gagasan Menteri Muda Koperasi Bustanil Arifin. Ya, mengapa tidak? "Menurut undang-undang koperasi itu unsur ekonomi yang berstatus swasta," kata Moh. Yahya Suryanagara, Ketua I Inkud (Induk Koperasi Unit Desa). Maksudnya, tak ada salahnya Puskud menjadi salah satu distributor PT Unilever Indonesia. Dan Dewan Direksi PT Unilever Indonesia yang diketuai Yamani Hasan menyambut gagasan menteri itu dengan hangat. Soalnya, sistem distribusi Unilever memang tak langsung, tapi lewat sejumlah distributor. Baru setelah itu produk itu sampai pada pengecer. Maksudnya Puskud sebagai salah satu distributor tak akan mengguncangkan sistem tersebut, malahan menambah jumlah distributornya yang kini ada 250 lebih di seluruh Indonesia. Agaknya memang ada yang sedang direncanakan Puskud. Selama ini biasanya KUD-KUD-nya hanya sibuk menjual barang-barang yang berhubungan dengan pertanian. "Agar Puskud belajar bisnis, hingga kelak bisa menjadi lembaga yang memasarkan produk anggotanya sendiri dengan baik," kata Muslimin Nasution, Sekretaris Menmud Koperasi. Dan kalau Unilever yang dipilih, "produk Unilever sudah dikenal dan mendapat nama baik di masyarakat kita," sambung Ketua I Inkud. Mudah menjualnya, itulah. Maka para petugas KUD memang ditantang. Masalahnya, dengan langsung mendapat barang lewat jalur sendiri, belum tentu bisa menjualnya dengan harga lebih rendah dari toko. "Teoretis KUD tidak bisa menjual barang Unilever lebih murah dari toko pengecer," kata Yamani Hasan. "Dan kami akan selalu mengontrol harga agar tidak terjadi kekacauan. " Soalnya, nyaris di semua pelosok tak susah mencari barang Unilever. Benar sekitar 50% produk Unilever diambil distributor kota. "Tapi lewat perdagangan, terjadilah self distribution, bahkan di lembah Baliem Irian Jaya pun dijual produk kami," lanjut Yamani. Nah, bagaimana KUD bisa membujuk anggotanya agar suka membeli produk Unilever di koperasi sendiri, itulah soalnya. Sebab dulu pun pernah ada kerjasama antara Unilever dan pusat koperasi, ialah PKPN, Inkopad dan Inkopal. "Tapi sudah lama macet, mereka berhenti mengambil barang," kata Yamani. Menurut perkiraan Yamani itu disebabkan "para anggota koperasi kini bisa mendapatkan barang Unilever di mana-mana. Soalnya keadaan sekarang berbeda dengan misalnya tahun 1964, ketika barang-barang masih langka." Memang ada yang akan membedakan Warung Serba Ada KUD dan toko pengecer di desa. Warung koperasi tak akan menjual semua produk Unilever "tapi hanya barang-barang yang menjadi keperluan sehari-hari," kata Moh.Yahya yang sehari-hari dipanggil "Bob". Tujuannya, "agar koperasi tidak ikut menggalakkan konsumerisme," katanya. Ini dibenarkan Sekretaris Menmud Koperasi: "Lipstick dan lain-lain semacam itu, tidak akan disalurkan Puskud." Keterangan tersebut agaknya belum menjawab tantangan koperasi, apa bisa bersaing dengan toko dan warung di desa. Ada contoh sukses. Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN) Jakarta Raya misalnya. PKPN Jakarta ini telah menjadi distributor Unilever sejak 20 tahun yang lalu. Dan "hanya menyalurkan kebutuhan primer. Sedangkan produk semacam Rexona pengharum badan itu tidak kami salurkan," tutur Ketua I-nya, H. Nursalim Rendusara. Ada 11 Puskud, ditambah dengan Pusat Koperasi Pasar DKI Jaya dan Pusat Koperasi Serba Usaha DKI Jaya yang segera menjadi distributor Unilever. Modal pusat-pusat koperasi itu diperoleh dengan kredit dari BRI atas jaminan LJKK (Lembaga Jaminan Kredit Koperasi). Menurut Ketua I Inkud, Puskud sudah siap baik dari segi organisasi maupun transportasi. Seperti dikatakan Moh. Yahya, kini Puskud siap membangun gudang, soal transportasinya kerjasama dengan Koperasi Angkutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus